Sekilas Sejarah GPIB Pancaran Kasih Depok

Rombongan pekabar Injil bersama dengan Bidang Diakonia dari GKI Kwitang Jakarta mengadakan perkunjungan ke Cimanggis.

Renungan Harian

Sabda Bina Umat

21 Feb 2014

Konven Pendeta & PST GPIB se-Indonesia



PANGKALPINANG- Pembukaan Konven Pendeta (suami istri) dan Persidangan Sinode Tahunan (PST), Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) se Indonesia, resmi dibuka Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Rustam Effendi, Rabu (18/2) kemarin. Konven Pendeta dan PST GPIB se-Indonesia di Convention Hall, Hotel Novotel Bangka Golf and Convention Center Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah.

Kegiatan yang bertema “Membangun Kemitraan Antar Umat Demi Keselamatan Bangsa” ini, berjalan khidmat, dan diikuti 315 Jemaat GPIB yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia dan sekitar 365 tamu undangan. Turut Hadir Gubernur Babel, Rustam Effendi, Wakil Ketua DPRD Babel Ernawan Rebuin, Walikota Pangkalpinang M Irwansyah, Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Pdt Markus F Manahutu M Th, Ketua I Majelis Sinode Pdt Martinus Tetelepeta M Min, Sekretaris Umum Majelis Sinode Pdt Adriaan Pitoy M Min.

Gubernur Rustam Effendi dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas terselenggaranya kegiatan GPIB terbesar dan pertama di Babel. “Kami menyambut baik peserta sidang GPIB 2014, kami (Babel, red) sebagai tuan rumah menyampaikan rasa hormat dan selamat datang di Negeri Serumpun Sebalai, Negeri Laskar Pelangi,” ujar Rustam di hadapan Jemaat yang hadir.

Ketua Umum Majelis Sinode GPIB, Pdt. Markus F. Manahutu M.Th, kepada Harian Babel Pos menjelaskan terselenggaranya kegiatan GPIB ini merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan membahas agenda kerja GPIB kedepannya. “Kami GPIB yakin, Jemaat kita punya kemampuan. Tahun ini kami percayakan kegiatan besar ini, diselenggarakan di Babel,” terangnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua Umum Sinode GPIB ini juga mengungkapkan bangga bisa hadir di Babel. Bahkan lebih jauh ia menilai Babel sebagai daerah pluralisme yang patut dicontoh dalam hal kerukunan umat beragam. “Babel ini sebuah percontohan, karena banyak informasi yang saya dengar, Babel dengan etnis, suku dan agamanya mampu hidup rukun dan damai,” ucap Pdt Markus.

Sekretaris Umum Pdt Adriaan Pitoy M Min. menuturkan, melalui Rakernas atau Konven Pendeta dan PST GPIB akan lebih membangun kemitraan antar umat demi keselamatan Bangsa. “Kegiatan seperti ini kita laksanakan setiap tahun dan juga secara bergantian. Sebelumnya di Pontianak, Medan, Makasar dan sekarang Babel. kesempatan ini (Rakernas,red) kita akan evaluasi program kerja selama 2013 lalu dan akan merumuskan program 2014,” ungkapnya.

Ditambahkan Pdt Adriaan Pitoy M Min, dalam sidang akan dimanfaatkan seluruh jemaat untuk kembali mematangkan visi misi kedepannya. “Kita GPIB mempunyai visi misi sebagai gereja sumber damai sejahtera bagi segenap umat, bahkan secara komisioner akan memberdayakan umat dalam perannya masing-masing. Khusus Babel, ini kesempatan agar bisa lebih dikenal dari peserta 25 provinsi lainnya. Karena selama ini kita mendengar info tentang Babel lintas agamanya cukup baik, dan itu kita nilai sejalan dengan GPIB,” sebut Pdt. Adrian.

Ia pun berharap dengan pelaksanaan Persidangan Sinode Tahunan yang merupakan simbol kebersamaan seluruh Jemaat GPIB, menjadi dasar membangun silaturahmi umat. “Sudah nyata selalu dijadikan dasar program kegiatan kita dalam suatu kebersamaan. Tidak mungkin Babel bisa melaksanakan event besar tanpa adanya kebersamaan,” tukasnya lagi.

Senada, Ketua Panitia Pelakasana Konven Pendeta dan PST GPIB Tahun 2014, Ir Budiman Ginting, Dip BE MM menyatakan, respon peserta terhadap tuan rumah Babel dalam agenda tahunan ini, sangat baik. “Meski begitu, apabila ditemui yang kurang menyenangkan. Kami mohon maaf sebesar-besarnya,” pungkas pria yang juga seorang pejabat di Pemprov Babel ini.(www.harianbabelpos.com)

16 Feb 2014

Tuhan Sudah Lama Tahu




Demikianlah air itu menjadi sehat sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa

~ 2 Raja-raja 2 : 22


Berapa tahun sudah air di kota Yerikho menjadi bencana bagi penduduk kota? Ada berapa banyak pinggan baru milik penduduk sehingga ketika Elisa meminta langsung diberikan? Berapa lama sudah penduduk kota berurusan dengan garam? Pasti sudah sejak awal peradaban. Lalu berapa sulitnya membawa garam dalam sebuah pinggan baru untuk ditaburkan di sebuah mata air agar airnya menjadi normal ? Jawabnya bukan terletak pada berapa sulit, melainkan pada soal apakah orang sudah tahu dan siapa yang memberi tahu. Tuhanlah yang memberi tahu pada Elisa, apa yang harus dilakukan. Karena Tuhan yang memberi tahu, maka Tuhan membuatnya menjadi kenyataan. Yerikho tertolong.

Kita berada di era ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi sadarkah kita bahwa para peneliti dan penemu adalah orang - orang yang sangat rendah hati ? Mereka sangat sadar bahwa seluruh penelitian hanyalah untuk mengungkapkan apa yang Tuhan Allah sudah lama tahu. Tuhan Allah sudah lama tahu apa yang kita baru tahu.

Maka betapa sia-sianya orang yang sok tahu. Justru dengan merendahkan hati dan menyerahkan diri pada Tuhan, kita akan menikmati misteri pengetahuan dan kuasa ilahi. Kuasa ilahi mampu membuat apa yang di mata kita biasa, menjadi luar biasa. Seperti jumlah garam pada pinggan baru menormalkan sumber air sepanjang masa. Maka ketika hidup menjadi kalut, dan pergumulan silih berganti seperti gelombang laut, datanglah dan mengadu pada Tuhan. Kita pasti memperoleh jalan keluar dari pergumulan, dan kearifan untuk mengatasi kemelut. Tuhan lah yang akan memberikannya kepada kita. Supaya menjadi nyata bahwa apa yang kita tahu atau baru tahu, ternyata Tuhan sudah lama tahu. Terpujilah Tuhan yang Maha-tahu.

Doa : Rendahkanlah hati dan serahkanlah diri pada Tuhan.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Gambar : Google.com

14 Feb 2014

Firman-Mu, Roti Kehidupan


Akulah TUHAN, Allahmu ...
~ Keluaran 20:2

Ayat 2 merupakan pembukaan ucapan Allah sebelum hukum Taurat disampaikan kepada umat Israel. Tujuannya supaya umat tahu siapa sebenarnya yang membebaskan mereka dari Mesir. Bukan Musa, Harun atau para tua-tua Israel. juga bukan karena pengasihan Firaun atas umat Tuhan. Dengan tegas dan jelas dikatakan Tuhan : "Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari Mesir". Ucapan ini sangat penting dalam kelangsungan hidup umat, baik dalam perjalanan selama 40 tahun maupun ketika umat ada di tanah perjanjian.

Berkat, kuasa dan kasih Allah, nyata-nyata menjadi berkat, oleh sebab itu mereka harus patuh berpegang pada firman-Nya. Mengenai ke 10 hukum Taurat ang diterima oleh Musa dari Allah (Ul.5:22) tertera pada dua loh batu. Loh batu pertama terdiri dari 4 hukum yang berkaitan dengan persekutuan manusia dengan Allah. Umat Israel dan juga seluruh umat harus mengasihi dan hormat pada Allah, itulah yang utama. Simak Mat.22:37-40. Bagaimana mungkin, seseorang mengatakan, Dia mengasihi saudaranya, kalau ia tidak mengasihi Allah terlebih dahulu, itu munafik dan bohong!

Cukup lama umat Israel hidup di Mesir. Bisa saja mereka sudah terkontaminasi pada penyembahan illah Mesir. Di samping itu, mereka harus menjadi umat yang jujur, tidak memakai nama Tuhan dengan sembrono, nama Allah jangan dipermainkan. Seperti apa yang menjadi kenyataan hidup pemimpin-pemimpin negara dan bangsa kita. Loh batu yang kedua, terdiri dari enam hukum, yang merupakan perintah Allah dan tugas kita, mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kehidupan kita selalu diberkati Tuhan, dan adalah tugas kita, mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Kehidupan kita selalu diberkati Tuhan, dan adalah tugas iman kita untuk menjadi saluran berkat bagi sesama.

Doa : Firman-Mu adalah pelita pada jalan hidupku

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Gambar : THE WORD FOR THE WORLD

Kamulah Harta-ku Yang Terindah



Kamu kan menjadi bagi-Ku kerajaan imam ..~Keluaran 19:6

Dengan tepat, ditetapkan waktu dan tempat, dimana dena umat Israel yang akan meneriman hukum Taurat. Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir dan tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. Berarti berbeda jauh dengan permohonan umat untuk beribadah di padang gurun yang kata umat, tiga hari perjalanan. Yang utama bukan lama atau tidak lama perjalanan, tapi umat Israel dipersiapkan untuk menerima hukum Taurat sebagai pegangan hidup. Di kaki gunung Sinai mereka ditetapkan sebagai "harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala" (ay.5b) dan menjadi umat yang terpilih, karena itu mereka harus mengikuti segala ketetapan Allah (ay.10-14).

Mereka tidak boleh datang dengan pakaian yang kotor. Bila dilanggar mereka dihukum mati. Tuhan memberi hukum-Nya di tempat yang gersang, di gunung yang tinggi, bukan di istana raja-raja atau tempat mewah, tidak sama sekali! Umat Israel tidak memohon untuk menjadi umat terpilih, tapi Allah memilih mereka, bangsa yang keras kepala. Dahulu mereka menderita, sekarang mereka bebas lepas dari Mesir karena ditopang oleh kasih Allah. Umat Israel harus benar-benar merenungi dalam-dalam kebesaran kasih Tuhan. Tuhan mengacungkan tangan kuasa-Nya sehingga Israel lepas dari penindasan Mesir dan selamat melewati laut Teberau yang terbelah.

Semua firman Tuhan, yang disampaikan pada Musa, diaminkan oleh umat (ay. 8). Umat Israel harus siap dan layak dihadapkan Tuhan. Mereka bukan saja umat yang terpilih, tapi harus juga menjadi panutan bagi bangsa-bangsa di sekitar. Demikian juga kita sebagai warga gereja, dipanggil dan dipilih Allah sebagai anak-anak-Nya untuk menjadi terang di tengah angkatan yang bengkok hatinya agar mereka mengenal dan mengalami kasih Allah (Filipi 2:15).

Doa : Layakkan kami jadi anak-Mu
Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127

Gambar : Google.com

13 Feb 2014

Engkaulah Batu Karang Keluputan



Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa :
"Akulah TUHAN" ~ Keluaran 6:1


Firman Tuhan berkata "Akulah Tuhan" disebabkan karena Musa berkata bahwa Allah tidak menaruh perhatian pada umat Israel. Umat Israel menghadapi pekerjaan yang lebih berat. Musa kecewa atas tugas yang dipercayakan padanya. Kesimpulannya, Musa mempersalahkan Tuhan dalam segal derita yang umat Israel rasakan (5:21).

Mendengar segala tuduhan Musa, Allah berfirman "Akulah Tuhan". "Aku adalah Aku" sumber dari segala yang tercipta, kebahagiaan yang abadi dan hidup yang kekal. Allah yang berjanji pada Abraham, Ishak dan Yakub dan akan tetap setia pada janji-Nya. Musa tidak perlu putus asa, terlebih lagi mempersalahkan Allah. Musa harus lebih memahami saat-saat Allah hadir dan berfirman kepadanya. Akulah Tuhan, El Shaddai, yang membebaskan kamu dan menebus kamu dengan tangan yang teracung, tangan yang berkuasa, menghabiskan musuh umat-Nya. Puncak dari segala janji-Nya : "Aku akan membawa kamu ke negeri yang dengan sumpah Aku janjikan kepada nenek moyang dan para leluhur. Berulang kali Tuhan berfirman tapi berulang kali Musa menyampaikan keluhannya. Apa belum cukup tanda-tanda ajaib yang Tuhan nyatakan?

Firman hari ini mau dengan tegas menyatakan : "Aku adalah Aku" Allah yang mahakuasa, pencipta langit dengan segala isinya, sumber berkat dan hidup kita. Dialah El Shaddai tak perlu kita takut dan bimbang. Ia beserta kita. Dia adalah batu karang keluputan dalam hidup ini, kini dan selamanya. Sebagai umat Tuhan, kita diingatkan untuk percaya dan berserah penuh pada kehendak Allah sebab kita takkan pernah mengetahui dengan sempurna apa yang dilakukan Allah bagi umat-Nya (bandingkan Pengkhotbah 3:11).

Doa : Tolong kami disaat kami lemah, Bapa.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Gambar : Google.com

12 Feb 2014

BERJUANG TERUS



Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun.... ~Keluaran 5 : 24b

Bacaan: Keluaran  5 : 15 - 24
Dalam satu puji-pujian yang dinyanyikan oleh seorang tokoh agama dan pendeta, disyairkan demikian : “We Shall Overcome, We Shall Overcome, We Shall Overcome Someday, Deep In My Heart I Do Believe We Shall Overcome Someday (terj. bebas: kita akan melewati/atasi segala derita, dalam hati bathinku yang terdalam, saya/kita yakin kita akan melewati segala derita, satu saat). Syair lagu ini mengambarkan bagaimana Musa dan Harun melaksanakan tugas dan panggilan mereka membawa keluar umat Tuhan dari Mesir ke tanah perjanjian.

  Banyak sekali tantangan yang mereka alami. Firaun tidak mengizinkan umat Israel beribadah selama tiga hari perjalanan. Mereka dinilai sebagai bangsa pemalas. Firaun akan rugi besar kalau umat Israel keluar untuk beribadah dan tidak bekerja. Akibat permintaan ini derita umat makin berat. Bahan baku jerami harus di cari sendiri dan jumlah batu bata harus tetap. Para mandor Israel menuduh Musa dan Harun menjadi sumber malapetaka. Umat makin putus asa dan tidak percaya pada ucapan dan janji Musa. Tuhan tetap menyuruh Musa dan Harun menghadap Firaun dan menegaskan bahwa: “sekarang engkau akan melihat apa yang akan Aku lakukan pada Firaun” Tuhan tidak mau dipermainkan oleh Firaun.

  Demikian juga kita, anak-anak dan waris kerajaan-Nya, kita harus tabah dan setia mengikut Tuhan dan Raja diatas segala Raja. Musa dan Harun mendapat tugas berbicara kepada Firaun berulang-ulang sampai waktunya Tuhan menyatakan kuasa-Nya yang dahsyat. Tuhan ternyata hadir di tengah penderitaan umat-Nya dan menghendaki umat-Nya bebas beribadah. Mereka tidak boleh putus asa sebab Tuhan bersama dengan umat-Nya. “We Shall Overcome.” Kita akan mengatasi semua masalah bersama Tuhan.

Doa : (Tegarkan senantiasa iman, harap dan percaya kami).


Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
gambar : http://cramming101.blogspot.com/

Ditindas Namun Tidak Putus Asa


... Izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun ...
~Keluaran 5:3


Musa dan Harun memohon izin kepada Firaun agar umat Israel dapat beribadah mempersembahkan korban kepada TUHAN di padang gurun. Musa dan Harun, menyebut Allah Israel, karena Firaun tidak mengenal Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ibadah ini adalah yang Tuhan perintahkan, sehingga Musa dan Harun memohon dengan segala kerendahan hati agar Firaun memenuhi permohonan mereka. Dengan beribadah di padang gurun, tentu umat Israel dapat beribadah dengan tenang dan tidak mengganggu bangsa Mesir.

Permohonan Musa dan Harun ini adalah biasa. Nyatanya, justu membangkitkan amarah Firaun. "Aku tidak mengenal Allah orang Israel, saya akan rugi besar kalau batu bata tidak ada, bangsa Mesir akan merasakan akibatnya, kamu adalah manusia malas,!" demikian kira-kira ucapana Firaun. Firaun menolah permintaan Musa dan Harun, dan sebagai konsekuansinya mereka dipaksa bekerja lebih berat lagi. (ay.7-11). Umat Tuhan makin ditindas! Umat Israel hanya dipandang sebagai alat produksi dan bukan manusia merdeka yang bebas untuk dapat beribadah kepada Tuhannya. Umat Israel tidak memiliki derajat yang sama dengan bangsa Mesir. Mereka hanyalah kelas budak dan bukan majikan.

Sebagai umat Tuhan, kita diingatkan bahwa dalam situasi yang seberat dan sepahit apapun, kita harus makin kuat dan tegar. Simak baik-baik apa yang difirmankan Tuhan bagi kita dalam Roma 8:31 bahwa jika Allah di pihak kita maka kita dapat menghadapi apapun tanpa takut dan 2 Korintus 4:8 dan 9 yang menegaskan tentang pemeliharaan Tuhan yang ajaib bagi Umat-Nya. Sudah sepatutnya kita memuji Tuhan senantiasa dalam segala hal yang kita alami, termasuk jika saudara menghadapi tekanan yang berat hari-hari ini. Tuhan pasti mendengar doa saudara dan memberi kelepasan pada waktunya.

Doa : Kuatkan kami di tengah tantangan dan tekanan hidup.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : crosscard.com

11 Feb 2014

UMAT YANG PERCAYA


Lalu percayalah bangsa itu, dan ketika mereka mendengar, bahwa Tuhan telah mengindahkan orang Israel...
 ~Keluaran 4 : 31


Bacaan :  Kel  4 : 27 - 31

Dengan pengasihan dan berkat Allah, Musa diperkenankan bertemu dengan Harun saudaranya yang kelak jadi jurubicara Musa. Karena kelalaian Musa menyunat anaknya, Tuhan merencanakan membunuh Musa. Dalam situasi yang berbahaya, Zipora cepat bertindak dengan menyunat anaknya. Sejak itu Zipora menyebut Musa sebagai “pengantin darah”. Musa boleh disibukkan dengan tugasnya, tapi tugas sebagai ayah, menyunatkan anaknya adalah satu keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda.

Dalam kasih Allah, malaikat kematian undur dari Musa dan Musa tetap menunaikan tugasnya. Berbeda dengan yang dialami keluarga imam Eli. Dalam kitab 1 Samuel 2:29-34 dicatat bagaimana imam Eli lalai menegur anak-anak sehingga Tuhan menghukum Hofni dan Pinehas (1 Sam 1:3). Musa, Harun dan para tua-tua Israel membuat tanda-tanda mujizat didepan umat, barulah umat percaya bahwa Musa dan Harun menjadi utusan Allah. Saatnya akan tiba bahwa umat Tuhan akan keluar dari Mesir, didahului tanda mujizat yang Tuhan nyatakan, dalam ke 10 tulah. Tidak ada motivasi Musa dan Harun untuk mencari kehormatan diri sendiri. Masa depan yang cerah di tanah perjanjian untuk umat perjanjian, itu yang diutamakan Musa dan Harun. Walaupun tidak dapat dimungkiri, dalam perjalanan ke tanah perjanjian, sempat terjadi selisih paham, iri antara Musa dengan Miryam dan Harun (BiI. 12:2-14).

Menjadi contoh bagi kita, bila tugas dan panggilan yang Tuhan percayakan pada kita, harus dilaksanakan dengan penuh penyerahan saling mendukung dan tidak boleh ada iri. Dengan kebersamaan dan kesediaan saling menopang di antara para pelayan Tuhan, maka semua itu dapat menjadi berkat bagi jemaat Tuhan dan kesaksian yang baik tentang kasih Allah bagi manusia.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

Jangan Memilih Hanya Karena Simbol Agama Saja!


Jakarta - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens, mengatakan, orang Kristen tidak harus memilih calon berdasarkan agama yang sama. Memilih pemimpin apapun agamanya dan etniknya tidaklah penting. Namun sangat disayangkan bila politis Kristen memakai simbol Tuhan sebagai alat menarik suara, dan itu penghinaan besar jika tetap dipakai dalam pemilihan umum calon leglislatif dan pemilihan presiden 2014.

“Orang Kristen gak harus memilih Caleg beragama Kristen. Agamanya, dan etnik apapun tidaklah penting. Dan kalau orang Kristen mau menjadi politik yang benar, dia tidak berkampanye dalam gereja saja. Dia berkampanye di mana saja karena ukuranya adalah prinsip politik, dan tindakannya, bukan agamanya apa,” katanya menegaskan saat seminar dan diskusi politik Forum Umat Kristiani Indonesia (FUKRI) di GBI Mawar Saron, Jakarta Utara, Senin (10/2).

Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan, kelemahan mendasar politisi Kristen. Masih ada yang menggunakan simbol kekristenan yang merendahkan dan menyederhanakan kekristusan Yesus dan itu merupakan sebuah penghinaan.

“Saya melihat ada satu kelemahan mendasar dari politik Kristen, mereka memakai simbol Kristen untuk alat menarik suara dan saya kira ini secara moral sangat buruk. Karena itu, merendahkan dan menyederhanakan kekristusan Yesus
dalam simbol-simbol Tuhan dan itu penghinan besar. Politisi Kristen harus berani untuk melompat keluar dari simbol dan belajar untuk bersikap universal,” Boni menegaskan, sambil menambahkan mengurangi jumlah Golput hanya dengan memperbaiki partai politik dan elite politik.

Dalam Pemilu tahun lalu, kata Boni, memang masih banyak golongan putih (Golput). Sebenarnya itu reaksi terhadap kepentingan politik yang dianggap tidak pro rakyat. Dan ketika politik dianggap masyarakat tidak membawa perubahan maka sebagian masyarakat terlihat apatis.

“Golput itu sebenarnya reaksi terhadap kepentingan politik yang dianggap tidak pro rakyat. Ketika politik tidak membawa perubahan orang kemudian tidak mau tahu dengan politik. Apatisme dalam bentuk yang kongkret adalah Golput. Meningkatkan partisipasi pemilih mengurangi jumlah Golput hanya dengan memperbaiki partai politik dan elite politik,” dia menerangkan.

Pro Rakyat secara Total  

Lebih lanjut Boni menjelaskan, pemimpin mendatang mau itu militer, atau sipil harus orang yang mempunyai intrergritas, punya masa lalu yang baik, punya pemikiran yang bagus, dan terbukti melakukan hal yang baik untuk rakyat. Paling penting dia sudah berbuat yang terbaik untuk rakyat karena Indonesia sangat sitemik, membutuhkan figur pemimpin yang berpihak pada rakyat secara total.

“Dari berbagai survei, popularitas itu juga mencermikan pandangan masyarakat soal kualitas tadi. Jokowi yang masih terbaik. Jokowi saya kira seluruh tindakan politiknya menjadi pidato yang menarik. Dia tidak bertumpu pada kata-kata tetapi pendapat. Calon lainya juga bagus, namun mereka belum terbukti secara maksimal,” katanya.

Memang, lanjutnya, Jokowi belum ditetapkan sebagi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), namun seharusnya para pemimpin negara belajar dari cara Jokowi.

“Yah terserah apakah Jokowi menjadi pemimpin atau tidak. Yang terpenting para pemimpin harus belajar dari Jokowi,”  kata Boni.

Sumber : satuharapan.com

GP GPIB : INDONESIA BERGERAK


Jakarta - Pemuda adalah tonggak penggerak perubahan Indonesia, Pemuda memiliki peranan penting dalam mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjunjung tinggi toleransi beragama serta mewujudkan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam rangka mewujudkan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan pemuda/i didalam masyarakat, Gerakan Pemuda GPIB membuat sebuah acara talkshow INDONESIA BERGERAK yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Febuari 2014 di GPIB Sumber Kasih Jakarta mendatang.

Acara yang mengangkat tema mengenai kemajemukan dan pluralisme di Indonesia memiliki beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai yaitu:

TUJUAN :
1. Membangkitkan semangat Bhineka Tunggal Ika bagi Pemuda GPIB pada khususnya dan seluruh Pemuda pada umumnya;
2. Menghimbau para pemuda untuk menanamkan semangat Bhineka Tunggal Ika dan menerapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;
3. Berupaya melaksanakan berbagai kegiatan serupa di komunitas masing-masing berdasarkan semangat toleransi beragama yang didasari oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika

HARAPAN :
1. Gerakan Pemuda GPIB semakin semangat dalam mengaplikasikan hidup bertoleransi dalam masyarakat yang majemuk
2. Meningkatkan pemahaman tentang pluralisme, hidup dalam masyarakat yang majemuk serta kreatifitas pemuda/i dalam menjaga keharmonisan anatar umat beragama, suku, budaya dan adat yang beranekaragam
3. Menciptakan kader-kader pejuang pluralisme
4. Meningkatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh pemuda/i dalam membantu menyadarkan masyarakat umum pentingnya hidup bertoleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk duduk bersama dan berdiskusi dengan para tokoh masyarakat dari berbagai kalangan agama yang memiliki prinsip dan tujuan yang sama yakni mewujudkan Indonesia bersatu. Upaya berbentuk diskusi ini dinilai salah satu cara terampuh untuk menghimbau para pemuda, tak hanya Pemuda GPIB atau pemuda beragama Kristen, melainkan seluruh pemuda Indonesia untuk menanamkan dan menumbuhkan semangat bertoleransi berdasarkan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.

Dalam acara ini juga turut mengundang para pemuka agama (Islam, Katolik, Budha, Hindu, Kong Hucu, dan Kristen), politisi yang berprestasi, Prof. Roy Sembel (Akademisi), dan Joe taslim (Aktor), serta akan dimeriahkan juga oleh Glenn Fredly, JFlow, Barry Likumahuwa Project. Selain Talkshow INDONESIA BERGERAK! ada juga Bazaar serta beberapa kegiatan yang akan diperlombakan bertema Nasionalisme dan Pluralisme, antara lain:

1. Stand Up Comedy untuk menyampaikan gagasan mengenai Nasionalisme;
2. Dance Competition, tarian yang memadukan tradisional dan modern;
3. Musik Akustik, membawakan lagu wajib "Bendera" dan lagu bebas;
4. Desain Poster yang menggambarkan Nasionalisme dan toleransi beragama;
5. Desain Blog yang menyusun tema Nasionalisme, Pluralisme dalam penyajiannya di dunia internet;
6. Papan Kreatif atau majalah dinding;
7. Lomba Mobile Phone Photo, dengan media handphone/smartphone dengan ukuran minimal 2 MB.

Bagi Anda yang ingin hadir dalam acara ini atau mengikuti bazaar atau mungkin salah satu lomba diatas, Anda dapat menhubungi panitia pelaksana acara berikut ini :

1. Widhi Nugraha ( 0818-0880-1498)
2. Gustaf Walangitang ( 0896-0165-5526)
3. Rolando Loupatty (0856-9482-6026)

atau dapat melalui media sosial Twitter & Facebook Indonesia Bergerak.

Pergilah Dengan Selamat


.... Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku...
~ Keluaran 4:18

Selesai sudah percakapan antara Allah dan Musa. Musa telah mengambil keputusan kembali ke Mesir, ke tengah-tengah saudara-saudaranya. Seluruh percakapan dengan Tuhan dirahasiakan Musa dari mertuanya. Pepatah Indonesia berkata : datang tampak muka, pulang tampak punggung. Musa datang dengan baik-baik dan disaat akan ke Mesir, ia pamit dengan baik. Ia pamit dari mertuanya Yitro. "Izinkan aku kembali" yang dijawab Yitro "pergilah dengan selamat". Inilah pola hidup yang berkenan pada Tuhan, tutur kata yang baik. Telah 40 tahun Musa hidup di Midian, di rumah mertuanya, satu rentang waktu yang cukup lama, Musa berterimakasih pada Allah dan mertunya.

Yitro tidak bertanya : mengapa harus pergi ke Mesir ? Tidak! Sang mertua menyadari bahwa adalah lebih baik sang anak mantu berada di tengah saudara-saudara, umat israel. Inilah sosok pribadi yang luhur dari Yitro. Ia menyadari bahwa tugas Musa sebagai suami, ayah sebagai abdi Allah adalah segala-galanya. Musa membawa Zipora istrinya serta kedua anaknya. Ia tidak bimbang, takut dan gentar, karena Musa tahu bahwa Allah ada beserta dia. Musa mau menjadi hamba yang setia. Yang harus Musa ingat bila berhadapan dengan FIraun adalah selalu membawa tongkat (menjadi ular dan keluar dari Mesir, alat yang membelah laut Teberau).

Renungan singkat ini, menuntun kita untuk tidak berdebat dengan Allah, membenarkan diri dan mengelak tugas yang Tuhan Yesus percayakan pada kita. Jika Musa dapat menerima dan melaksanakan tugasnya, maka hal yang sama dapat kita lakukan. Tuhan Yesus dengan kuasa-Nya pasti menolong kita dan tetap setia berada di sisi hidup kita sampai selama-selamanya.

Doa : Kami mau menjadi hamba-Mu yang setia
Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

10 Feb 2014

Kekuatan Musik


Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. ~Mazmur 59:17

Di Wales, musik yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok paduan suara kaum pria punya pengaruh yang besar pada budaya negeri itu. Sebelum Perang Dunia II, ada satu kelompok asal Wales yang bersaing secara sehat dengan sebuah kelompok serupa dari Jerman, tetapi keakraban itu berubah menjadi kebencian selama dan setelah perang berlangsung. Namun ketegangan itu pelan-pelan surut melalui pesan yang tercantum pada piala yang menjadi milik bersama kedua kelompok itu: “Bicaralah denganku, kau akan menjadi temanku. Bernyanyilah bersamaku, kau menjadi saudaraku.”

Kekuatan musik untuk memulihkan dan menolong jiwa merupakan anugerah dari Allah yang telah menghibur banyak orang. Mungkin itulah mengapa kita sangat menghayati kitab Mazmur. Dalam kitab itu, kita menemukan lirik demi lirik yang menyentuh hati kita dan yang memungkinkan kita untuk berbicara kepada Allah dari lubuk hati kita. “Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku” (Mzm. 59:17). Hebatnya, Daud menulis pujian ini ketika ia sedang dikejar-kejar oleh mereka yang ingin membunuhnya! Dalam situasi demikian, Daud tetap mengingat kuasa dan belas kasih Allah, dan bernyanyi tentang sifat-sifat Allah itu yang menguatkan dirinya untuk terus melangkah maju.

Kiranya Allah memberi kita sebuah pujian hari ini yang akan mengingatkan kita akan kebaikan dan kebesaran-Nya, apa pun yang mungkin sedang kita hadapi.

Aku bernyanyi bahagia,
Memuji Yesus selamanya;
Aku bernyanyi bahagia,
Memuji Yesus selamanya. —Crosby
(Kidung Jemaat, No. 392)
“Aku mau bernyanyi bagi Tuhan, bermazmur bagi Tuhan, Allah Israel.”
—Hakim-Hakim 5:3

Sumber: santapanrohani.org
Foto : google.com

Ajakan Golput Bisa Berujung di Sel


Jakarta - Hati-hati untuk mengajak orang tidak memilih alias golput pada Pemilu 2014 nanti. Bisa jadi, yang mengajak ini akan masuk penjara.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menegaskan kalau ada pihak yang mengajak masyarakat untuk Golput, maka tindakan tersebut masuk dalam kategori pidana.

"Ya, bisa dipidanakan. Bagi siapa saja yang mengajak untuk tidak memilih bisa dipidanakan," kata Komisioner KPU Divisi  Humas Data dan Informasi Ferry Kurnia Rizkiyansah, di kantor KPU, Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Mantan komisioner KPUD Jawa Barat tersebut menjelaskan, dasar hukum pidana itu berdasarkan pasal 292 dan pasal 308 UU No.8 tahun 2012 tentang Pemilu.

Dalam pasal tersebut dijelaskan, bahwa setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak Rp24 juta. "Jadi jelas kan. Kalau mau golput itu kan hak pribadi. Tapi kalau mengajak orang apalagi dengan kekerasan, ya bisa dipidanakan dong," jelas dia.

KPU menargetkan partisipasi pemilih di Pemilu 2014 nanti mencapai 75%.


Sumber: pemilu.inilah.com

Pesan Pastoral MPH-PGI Pemilu 2014

Jakarta-  PGI sebagai lembaga keumatan yang menaungi sebagian besar gereja-gereja di Indonesia, menyampaikan Pesan Pastoral kepada segenap umat Kristen di Indonesia agar berpartisipasi dalam Pemilu 2014. selengkapnya Pesan Pastoral dari Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia sebagai berikut:

Tolak Politik Uang, Pilihlah dengan Hati Nurani dan Jangan Golput!

Saudara-saudara Umat Kristiani di Indonesia,
Tahun 2014 adalah Tahun Politik, sebab pada tahun ini akan berlangsung 2 (dua) Pemilihan Umum (Pemilu), yaitu Pemilu Legislatif untuk memilih Anggota DPR, DPD dan DPRD pada 9 April 2014 dan Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014. Hasil kedua Pemilu tersebut akan mengganti seluruh anggota parlemen dan mengganti Presiden dan Wakil Presiden kita. Dalam menyambut dua peristiwa penting itu, maka ruang publik kita selama tahun ini akan diisi oleh berbagai wacana dan informasi politik untuk mewarnai dan memaknai pelaksanaan Pemilu 2014 ini. Tentu ada wacana dan informasi yang membangun dan mencerdaskan, namun ada juga yang bersifat pembodohan dan penggiringan opini. Karena itu, sebagai warga negara, kita perlu lebih hati-hati dan cermat dalam mencerna semua itu agar kita tidak terjerumus dalam pemaknaan yang keliru tentang Pemilu. Kita hendaknya tidak mudah terpengaruh oleh bujuk rayu dan pencitraan yang makin masif menghampiri kita.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pemilu selalu menjadi peristiwa penting yang menarik bagi setiap warga negara. Pemilu juga selalu memiliki makna eksistensial bagi sebuah negara, sebab Pemilu adalah mekanisme pendelegasian kedaulatan rakyat kepada mereka yang hendak memegang kekuasaan di pemerintahan. Pemilu juga adalah mekanisme pergantian pemegang kekuasaan secara periodik dan tertib. Dan dalam konteks Indonesia yang majemuk, Pemilu juga menjadi penting sebagai mekanisme pemindahan berbagai macam perbedaan dan pertentangan kepentingan dari masyarakat ke dalam lembaga legislatif dan eksekutif untuk dibahas dan diputuskan secara terbuka dan beradab. Dalam pengertian ini maka Pemilu merupakan kanalisasi konflik dan perbedaan yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, Pemilu tidak hanya sekedar bahwa setiap warga negara akan secara langsung menyalurkan hak politiknya untuk menentukan para pimpinan negara, tapi juga menjadi momentum dimana rakyat menaruh harapan akan adanya perubahan dan perbaikan kehidupannya ke arah yang lebih baik. Bahkan Pemilu bisa menjadi alat kontrol dan kritik rakyat secara langsung bagi jalannya kekuasaan pemerintahan.
Namun demikian, kami menyadari bahwa Pemilu tahun ini berlangsung dalam suasana sosial politik yang sulit, yang membuat rakyat makin pesimis dan apatis terhadap Pemilu itu sendiri. Korupsi berlangsung di mana-mana, yang dilakukan oleh para pengurus partai politik, para pejabat dan para pemimpin bangsa, yang dipilih dalam Pemilu. Para pemimpin politik kita dengan rakus dan tanpa malu memanfaatkan posisi istimewa mereka untuk mengeruk habis harta kekayaan negara bagi kepentingan mereka sendiri dan partainya. Para anggota DPR pun lebih banyak memperjuangkan kepentingannya sendiri dan kelompoknya, ketimbang mendahulukan kepentingan rakyat banyak. Begitu pula, para pimpinan lembaga eksekutif, lebih sibuk dengan urusan pribadi dan keluarganya ketimbang mengurus rakyat. Semua ini berlangsung di depan mata rakyat, seolah tak ada yang salah dan tanpa bisa dihentikan, minimal sebelum pejabat bersangkutan masuk bui. Akibatnya rakyat menjadi kecewa, marah dan muak dengan para politisi sehingga cenderung malas untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Situasi ini yang membuat mengapa pembangunan demokrasi kita seakan berjalan di tempat dan sulit mendapatkan makna substansialnya. Demokrasi kita dibajak oleh perilaku korup dan rakus para elit politik.
Bersamaan dengan itu, muncul pula sejumlah pertanyaan elementer yang terasa sulit untuk dijawab. Apakah sebenarnya demokrasi itu? Apa pentingnya demokrasi bagi kita? Untuk apa kita berdemokrasi? Masih adakah masa depan demokrasi di negeri yang pluralistik ini? Bagaimana pula perspektif demokrasi (Pancasila) yang diharapkan? Kalau demokrasi itu adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, mengapa kemudian rakyat dan warga masyarakat menjadi skeptis dan apatis terhadap praktek berdemokrasi itu sekarang ini? Mengapa demokrasi tidak menghasilkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat? Mengapa tatanan kehidupan politik nasional semakin diwarnai dengan kekerasan dan anarkis dalam proses demokrasi sekarang ini? Apa yang salah dengan demokrasi kita? Demikian juga, Pemilu sebagai salah satu elemen penting demokrasi terasa seolah makin tak penting lagi. Kalau begitu, apa pentingnya Pemilu bagi kita sekarang?
Mengapa Harus Memilih?
Dalam kondisi seperti itu, memang sangatlah sulit untuk meyakinkan dan membangun optimisme rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam Pemilu. Namun demikian, kami merasa bahwa ikut berpartisipasi dalam Pemilu tetap penting. Justru menjadi semakin penting di tengah apatisme rakyat yang semakin tinggi. Karena itu, Sidang MPL PGI 2014 di Merauke, Papua, menganjurkan agar warga gereja ikut secara aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2014 dan tidak “golput.” Setidaknya ada 4 (empat) alasan yang bisa dikemukakan, yaitu:
  1. Dalam Sidang Raya PGI 1972 di Pematang Siantar, Sumatera Utara, berdasarkan Lukas 4:18-19, gereja-gereja menegaskan bahwa “Injil adalah ‘Kabar Baik’ yang diperuntukkan bagi setiap orang. Injil yang konkrit memasuki berbagai persoalan konkrit manusia. Gereja-gereja diajak dan didorong untuk melibatkan diri dalam pembangunan nasional, sebab di sanalah Kabar Baik didengar dan dirasakan, asal saja berbagai upaya itu dilakukan dengan memperhatikan keadilan, martabat manusia, kesejahteraan dan sebagainya. Manusia tidak boleh dikorbankan bagi pembangunan, melainkan pembangunan untuk manusia. Itu berarti bahwa gereja-gereja tidak boleh lagi mengurung dirinya dalam tembok-tembok gereja (ghetto). Gereja harus memasuki seluruh bidang kehidupan, termasuk bidang politik.” Sejak itu, gereja-gereja meyakini bahwa partisipasi warga gereja dalam Pemilu merupakan wujud nyata tanggungjawab politik dalam pembangunan demokrasi bangsa ini. Ikut memilih adalah bagian dari upaya untuk menyampaikan Kabar Baik bagi bangsa ini. Karena itu, ikut memilih tak hanya merupakan upaya untuk melaksanakan hak konstitusional sebagai warga negara, tapi lebih dari pada itu merupakan tanggungjawab iman sebagai warga gereja yang hidup di tengah-tengah bangsa ini.
  2. Pemilu adalah alat kontrol dan kritik terhadap kekuasaan. Karena itu, di dalam Pemilu terjadi apa yang disebut sebagai reward and punishment. Rakyat akan menghargai dan mengapresiasi partai atau penguasa yang dinilai sungguh-sungguh bekerja untuk mereka, dengan cara memilihnya. Sebaliknya, rakyat akan menghukum  partai atau penguasa yang tidak bekerja secara baik bagi, oleh dan untuk mereka, dengan cara tidak memilihnya. Karena itu, kami berharap bahwa dengan memilih kita akan ikut menentukan arah perubahan bangsa ini ke depan.
  3. Sebagaimana kita ketahui dan alami bersama, partisipasi rakyat dalam Pemilu cenderung menurun. Fenomena ini dapat saja kita maknai sebagai kritik atau ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap hasil Pemilu yang ternyata tidak membawa akibat terhadap perbaikan kehidupan dan kesejahteran rakyat serta terciptanya keadilan. Namun demikian, jika kecenderungan seperti ini terus berlangsung maka akan mengurangi derajat legitimasi substansial Pemilu yang secara langsung akan berimplikasi terhadap kurangnya legitimasi moral dari pemimpin yang akan terpilih. Kami merasa bahwa dalam konteks transisi demokrasi yang belum sempurna ini, legitimasi legal-formal belumlah cukup, diperlukan juga legitimasi moral. Legitimasi moral terhadap hasil Pemilu ini penting untuk memberikan derajat kewibawaan yang cukup bagi para pemimpin yang akan terpilih.
  4. Pemilu kita menggunakan sistem yang rumit, yaitu: proporsional terbuka dengan suara terbanyak. Semakin rumit sebuah sistem Pemilu maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan kecurangan atau manipulasi suara. Berdasarkan pengalaman pelaksanaan Pemilu di Era Reformasi, tingginya angka golput sering menjadi modus kecurangan dan manipulasi suara. Dalam hal ini, ikut memilih kita maknai sebagai upaya untuk semakin menutup ruang kecurangan dan manipulasi suara.
Berdasarkan keempat alasan tersebut, PGI berpendapat bahwa menjadi golput adalah sikap yang tidak tepat saat ini! Kalaupun saat ini dirasakan bahwa belum atau tidak ada partai (atau calon) yang baik dan benar-benar dapat mewakili aspirasi masyarakat, perlulah disadari bahwa kita berada dalam situasi minus malum, yaitu situasi dimana kita sulit menemukan atau bahkan tidak ada “figur” yang baik dan bermutu. Karena itu, yang kita lakukan sekarang adalah memilih “yang kurang buruk dari yang buruk’, sambil terus berdoa agar terjadi “pertobatan politik” supaya hasil Pemilu 2014 dapat membawa kebaikan bagi bangsa ini.
Seruan Pastoral PGI
Untuk itu, menghadapi Pemilu Legislatif yang akan berlangsung pada hari Rabu, 9 April 2014 nanti, MPH PGI menyerukan hal-hal sebagai berikut:
  1. 1.    Kepada Penyelenggara Pemilu
Kami menyadari bahwa tugas sebagai penyelenggara Pemilu bukanlah tugas yang mudah. Kritik pedas dan kecaman keras bahkan caci maki harus sering Anda alami dan rasakan. Tapi meski berat, ini merupakan tugas yang mulia dan suci. Karena itu, tetaplah teguh dan sabar serta jangan berputus asa! Terus berkomitmen melaksanakan tugas itu dengan baik dan benar. Jangan tergoda oleh tawaran suap! Kedepankan integritas dan moralitas Kristiani dalam melaksanakan Pemilu. Kami mendoakan agar Anda dapat melaksanakan tugas dengan baik dan benar sehingga menjadi berkat bagi bangsa ini.
  1. 2.    Kepada Calon Anggota Legislatif
Kami menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi untuk kesediaan Anda memberi diri menjadi Caleg dalam Pemilu 2014. Sebab kami menyadari bahwa tidaklah mudah menjadi caleg dalam carut-marut politik saat ini. Namun kami yakin bahwa pilihan itu merupakan wujud panggilan iman Anda untuk membangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Ini merupakan panggilan yang suci! Karena itu, kami berharap agar dalam proses Pemilu Anda tetap santun, mengedepankan damai dan cinta kasih, mengikuti aturan yang berlaku dan tidak melakukan politik uang. Jangan menjual isu SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) dalam kampanye dan penggalangan dukungan, sebab itu akan semakin merusak NKRI. Jadilah caleg yang berintegritas dan raihlah kemenangan dengan cara-cara yang bermartabat dan terhormat! Sebab hanya dengan demikianlah Anda akan menjadi Saksi Kristus yang baik bagi bangsa ini. Kami berdoa agar Anda berhasil dalam Pemilu ini.
  1. 3.    Kepada Pemilih
Kami menyadari bahwa tidaklah mudah menentukan siapa yang akan Anda pilih dalam Pemilu 2014 ini. Bahkan Anda sendiri mungkin tidak mendapatkan alasan yang cukup untuk datang memilih. Perilaku para elit politik dan pejabat yang buruk mungkin membuat Anda kecewa dan tidak melihat ada harapan. Banyaknya partai dan caleg yang ikut, serta minimnya informasi tentang mereka yang bisa Anda dapatkan, makin membuat persoalan tambah rumit. Jika Anda kecewa, tentu merupakan hal yang wajar dan alami, bukan merupakan sesuatu yang keliru. Namun demikian, kekecewaan itu justru harus menjadi energi posisif untuk memilih secara cerdas berdasarkan hati nurani.
Janganlah cepat percaya dengan bujuk rayu partai dan para caleg dengan berbagai cara dan siasat untuk mendapatkan dukungan Anda! Tapi cermati dan telitilah komitmen dan kesungguhan mereka untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Dan yang penting adalah tolaklah politik uang!
Jagalah agar Pemilu 2014 ini berlangsung secara damai dan aman. Berpartisipasilah dalam semua proses secara tertib dan santun agar Pemilu dapat berjalan baik dan aman. Ikutlah terlibat dalam pengawasan Pemilu untuk mengawasi kecurangan dan manipulasi yang seringkali terjadi dalam setiap Pemilu, agar hasil Pemilu 2014 betul-betul merupakan cermin pilihan rakyat.
Kami berdoa untuk Anda semua!
  1. 4.    Kepada Gereja-Gereja
Kami menyerukan agar dalam menyambut Pemilu 2014, gereja-gereja melakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Ajak dan doronglah warga gereja untuk menggunakan hak suaranya dalam Pemilu nanti.
  2. Lakukanlah pendidikan politik kepada warga jemaat agar mereka paham tentang hak dan kewajiban mereka dalam Pemilu serta mengapa mereka harus berpartisipasi dalam Pemilu. Dalam rangka pendidikan politik ini, lakukan juga kampanye menolak politik uang dan suap dalam Pemilu.
  3. Jangan jadikan gereja sebagai arena kampanye partai dan caleg. Tidak saja karena hal itu merupakan pelanggaran terhadap aturan Pemilu, melainkan karena hal itu bisa mengganggu keharmonisan kehidupan persekutuan dalam gereja. Tapi didiklah para caleg agar menjadi caleg yang bermoral baik, berkualitas, patuh aturan dan menjauhi politik uang.
  4. Bersikaplah netral atau tidak memihak kepada partai atau caleg tertentu! Jika ada warga jemaat yang menjadi caleg, tetaplah perlakukan dia seperti jemaat pada umumnya. Namun, fasilitasi komunikasi dan pertemuan antara jemaat dengan semua caleg dari berbagai macam partai yang ada di jemaat Anda secara proporsional dan tidak melanggar aturan yang berlaku.
    1. Lakukanlah pengawasan proses Pemilu untuk meminimalisasi pelanggaran dan manipulasi hasil Pemilu.
Pedoman Memilih dalam Pemilu 2014
Pada bagian akhir Pesan Pastoral ini, kami ingin memberikan pedoman untuk memilih kepada warga gereja yang telah memiliki hak pilih dalam Pemilu nanti. Pedoman ini berisi prinsip-prinsip moral Kristiani untuk warga gereja dalam rangka berpartisipasi dalam Pemilu 9 April 2014 nanti. Sebagai berikut;
  1. Jangan Memilih Berdasarkan Agama! Salah satu persoalan pelik bangsa kita saat ini adalah menguatnya sektarianisme dan fanatisme atas dasar agama. Politisasi agama dalam Pemilu pun sangat kental dengan nuansa tersebut. Kita tidak ingin Pemilu menjadi ajang untuk semakin melestarikan atau memperkuat sektarianisme dan fanatisme ini. Pemilu harus kita maknai sebagai momentum untuk semakin memperkuat komitmen untuk memperkokoh NKRI. Karena itu, dalam memilih berilah penilaian berdasarkan kapasitas, kualitas dan rekam jejak figur, bukan berdasarkan agama. Memilih berdasarkan agama berarti kita memberi sumbangan terhadap keruntuhan NKRI di masa depan.
  2. Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Korupsi! Korupsi merupakan persoalan bangsa yang sangat akut. Karena itu, kita tak ingin parlemen kita nanti dihuni oleh partai dan orang-orang yang bermental korup dan tamak. Kita berharap Pemilu 2014 menjadi momentum untuk memutus mata rantai korupsi. Pemilu 2014 harus kita maknai sebagai hukuman terhadap praktek korup yang dilakukan partai dan caleg di masa lalu.
  3. Jangan Pilih Partai dan Caleg yang Melakukan Politik Uang! Salah satu persoalan Pemilu kita saat ini adalah maraknya politik uang. Sebagaimana pengalaman dalam Pemilu sebelumnya, politik uang akan makin marak di masa kampanye dan masa tenang. Politik uang adalah salah satu mata rantai korupsi. Karena itu, kita yakin bahwa partai atau caleg yang melakukan politik uang akan terlibat korupsi ketika menduduki jabatan di parlemen. Dan tentu, kita tidak ingin Pemilu 2014 menghasilkan koruptor baru.
  4. Jangan Pilih Partai dan Caleg Pelanggar Aturan! Salah satu tugas parlemen adalah membuat aturan (Undang-undang). Dan berdasarkan evaluasi terhadap kinerja legislasi parlemen menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas regulasi yang dihasilkan DPR cenderung rendah. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya UU yang digugat dan dikabulkan gugatannya di Mahkamah Konstitusi (MK). Faktanya bahwa dalam Pemilu banyak partai dan caleg dengan sengaja melanggar aturan kampanye. Perilaku seperti ini kita nilai kurang baik jika dihubungkan dengan tugas yang akan diemban sebagai pembuat aturan. Karena itu, kita ingin parlemen nanti akan dihuni oleh orang-orang yang bermartabat dan berintegritas.
  5. Pilihlah Partai, Baru Calegnya! Pemilu kita menggunakan sistem proporsional terbuka dengan penentuan kursi berdasarkan suara terbanyak caleg. Yang penting kita ketahui adalah dalam sistem proporsional yang menentukan adalah partai, bukan caleg. Para caleg hanyalah alat partai untuk meraup suara sebanyak mungkn demi memenangkan Pemilu. Sebab setelah terpilih semua caleg harus tunduk pada garis kebijakan perjuangan partai. Dalam konteks seperti ini, bagaimana pun baiknya dan hebatnya seorang caleg, tapi kalau dia berada di dalam partai yang tidak baik, maka perjuangannya akan sia-sia. Karena itu, dalam memilih, pilihlah lebih dulu partai, lalu tentukan calegnya.
  6. Pilihlah yang Memiliki Komitmen Memperjuangkan Kebebasan Beragama! Sebagaimana kita ketahui, persoalan kebebasan beragama beberapa tahun terakhir ini semakin memprihatinkan. Padahal kemajemukan agama adalah salah satu warisan bangsa yang sangat berharga. Dan kalau kecenderungan seperti ini terus dibiarkan, maka ini merupakan ancaman terhadap NKRI. Karena itu, kita berharap parlemen kita nanti akan diisi oleh partai dan oang-orang yang memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan kebebasan beragama di negeri ini.
  7. Pilihlah yang Memiliki Komitmen untuk Membela Rakyat Miskin dan Tertindas! Persoalan rakyat miskin dan tertindas selalu menjadi duri dalam capaian-capaian pembangunan bangsa kita saat ini. Pasalnya, isu ini seringkali tidak menjadi pertimbangan utama dalam rangka melaksanakan pembangunan. Karena itu, secara nyata kita melihat semakin lebarnya kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Begitu juga, rakyat tertindas semakin sulit untuk mendapatkan keadilan. Seiring dengan itu, perhatian para elit politik terhadap orang miskin dan tertindas makin kecil dan cenderung tak tulus sebab bagian dari pencitraan. Untuk mengatasi hal itu, kita membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh mau memperjuangkan kepentingan rakyat miskin dan tertindas tersebut.
  8. Pilihlah yang Memiliki Komitmen terhadap Perjuangan Perempuan! Persoalan perempuan harus terus menjadi perhatian kita. Ketertinggalan dan keterbelakangan perempuan serta akses ke ruang publik yang masih sangat terbatas membutuhkan komitmen perjuangan yang sungguh-sungguh. PGI sejak lama dan sampai saat ini punya komitmen iman untuk memperjuangankan persoalan yang dihadapi perempuan. Karena itu, agar perjuangan perempuan bisa lebih efektif, maka kita membutuhkan figur yang tidak sekadar punya komitmen, tapi juga yang memiliki pemahaman dan perspektif baik tentang kesetaraan jender, untuk duduk di parlemen.
  9. Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.
  10. Pilihlah yang Memiliki Komitmen memperjuangkan Pelestarian Lingkungan. Dunia yang kita diami ini kini telah terancam oleh kehancuran dalam berbagai bentuk bencana karena keserakahan manusia dan pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam. Olehnya, pilihlah partai dan caleg yang memiliki komitmen untuk memelihara kelestarian alam.
Di atas semuanya itu, kami mengajak Anda semua untuk Memilih dengan Hati Nurani! Hati nurani diyakini sebagai tempat “Roh Allah” berdiam dalam diri setiap orang. Karena itu, hati nurani tidak pernah bohong. Untuk itu, gunakan hati nurani Anda dalam menentukan pilihan nanti. Jangan terpengaruh, terlibat atau bahkan melibatkan diri dalam politik uang! Sebab itu berarti Anda menggadaikan hati nurani Anda.
Demikianlah, Saudara-saudara Umat Kristiani di Indonesia, Pesan Pastoral MPH PGI ini. Semoga membawa berkat dan kebaikan bagi bangsa ini! Amin.
Jakarta, 10 Februari 2014

Atas nama
MAJELIS PEKERJA HARIAN
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
Pdt. Dr. A. A.Yewangoe                       Pdt.Gomar Gultom, M.Th.
                              Ketua Umum                                               Sekretaris Umum




Sumber : www.pgi.or.id

Aku adalah Aku

Firman Allah kepada Musa : "AKU ADALAH AKU", Lagi firman-Nya : "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu : AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu" ~Keluaran 3 : 14


Tuhan Allah memperkenalkan diri kepada Musa sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub, bapa-bapa leluhur Israel. Soalnya menjadi unik ketika Musa menanyakan nama Tuhan. Sebab tiap pribadi punya nama. Di Israel nama selalu punya makna. Tuhan Allah menjawab Musa dengan mengikuti kebiasaan Israel bahwa setiap nama mempunyai makna. AKU ADALAH AKU adalah pernyataan yang luar biasa. Terjemahan bahasa inggrisnya I AM WHO I AM yang bisa kita terjemahkan sabagai AKU ADA YANG AKU ADA. Inti pernyataanya adalah bahwa sebelum ada seluruh alam semesta AKU sudah ada, dan kalau seluruh alam semesta berakhir AKU tetap ada.

Tuhan Allah memperkenalkan nama-Nya dalam makna bahwa DIA tidak berawal dan tidak berakhir. Bahwa DIA memngetahui seluruh masa lalu kita bisa diserahkan kepada-Nya untuk ditebus oleh-Nya; dan harapan-harapan kita tentang masa depan bisa kita minta daripada-Nya. Betapa berbedanya makna AKU ADALAH AKU versi Tuhan Allah, dibandingkan dengan 'aku adalah aku' versi manusia. Aku adalah aku versi manusia jauh dari makna pengampunan dan anugerah. Aku adalah aku versi manusia selalu merupakan ungkapan egoisme yang bercampur kesombongan.

Dewasa ini, banyak orang dan kelompok berlomba untuk mereklamekan diri sebagai yang terbaik dan terhebat. Kerendahan hati makin menjauh. Kita punya pengalaman tentang mereka yang mengiklankan diri sebagai yang terbaik tenyata bisa menjadi orang-orang yang tidak bisa dipercaya. Maka lepaskanlah semua keangkuhan. Buanglah egoisme dan datanglah pada Tuhan. AKU ADALAH AKU adalah ungkapan jaminan penebusan dan pengampunan dosa masa lalu, sekaligus jaminan kasih dan anugerah masa depan.

Doa : Ya Tuhan jauhkanlah kami dari sifat egois dan sombong.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

9 Feb 2014

Sungguh Ajaib Kuasa Allah



Bagaimana jika mereka tidak percaya..... ~ Keluaran 4 : 1

Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Ayub adalah Allah yang penyabar. Allah telah menyatakan bahwa umat israel akan keluar dari Mesir. Itulah janji Allah kepada Musa dan Allah tidak ingkar janji. Musa sudah tenang, namun dalam ketenangannya timbul kembali kebimbangan dan pertanyaan Musa. Bisa saja umat Israel mempertanyakan, apakah benar Musa diutus Allah. Apa dan mana buktinya ? Tuhan kembali memberikan bukti, tongkat Musa akan menjadi ular. Musa diminta untuk memasukkan lengan dalam bajunya, tangan kena kusta. Tanda ajaib ketiga kalau umat manusia belum percaya, ambir air sungai Nil, buang ke tanah, air menjadi darah. Tuhan tunjukkan kuasa-Nya pada Musa. Orang-orang berilmu dan ahli sihir tidak mampu mengalahkan kuasa Allah (Kel 7:10 dst).

Selalu timbul pertanyaan Musa pada Allah. Setiap pertanyaan dijawab Allah. Musa menerima panggilan Allah dari tengah semak belukar, untuk membawa bangsanya sendiri keluar dari Mesir. Tuhan mengutus dan menyertainya. Tuhan tidak membiarkan Musa, Harun dan arak-arakan umat Israel berjalan sendiri. Dalam percakapan di ayat 1 terlihat Musa masih enggan untuk melaksanakan tugas ini.

Barangsiapa bersedia untuk menunaikan tugas yang Tuhan percayakan akan disertai dengan kuat Kuasa-Nya. Allah memberi kuasa untuk Musa melaksanakan apa yang telah Tuhan buat, Ular, sakit kusta dan air jadi darah kalau umat Israel belum percaya. Setelah kita menjalani minggu-minggu Epifania, dimana Tuhan sendiri tampil dan membuat banyak tanda ajaib. Kita harus yakin bahwa Allah di dalam Yesus Kristus akan lebih menguatkan iman, harap dan percaya pada-Nya. Ia selalu hadir dalam hari-hari kehidupan kita dengan perantara Roh Kudus, dalam tugas dan pelayanan kita.

Doa : Bapa, jangan biarkan kebimbangan menguasai kami


Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

Penembakan Gereja Ortodoks Rusia, Dua Orang Tewas

Moskow – Sebuah serangan penembakan berdarah yang terjadi di sebuah gereja ortodoks di Rusia pada Minggu (9/2/2014) waktu setempat. Dua orang dilaporkan tewas dan enam orang lainnya menderita luka-luka, dilansir RIA Novosti, otoritas keamanan setempat menjelaskan bahwa penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 7 pagi d Katedral yang berada di Yuzhno-Sakhalinsk, Pulai Sakhalin.

Adapun pria bersenjata tersebut, dilaporkan menembak suster yang ada di gereja tersebut. Penyelidikan sementara menyebutkan bahwa penyerang diperkirakan berusia 20 tahun, dan merupakan seorang anggota pengamamanan di sebuah lembaga. Belum diketahui motif penembakan tersebut.  “Pria yang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan swasta, ditahan setelah aksi penembakan itu. Namun, belum diketahui apa motif penembakan tersebut,” jelas pernyataan Komite Investigasi Rusia, seperti dikutip dari Reuters.

“Sebagian besar korban luka mengalami luka tembak di kaki,” jelas pemimpin regional dari Gereja Ortodoks Rusia, Uskup Agung Tikhon. Menurutnya, layanan doa bagi para korban akan diadakan pada Minggu malam. “Bagian dari gereja di mana penembakan itu terjadi harus dibersihkan dari darah korban dan diberkati,” lanjutnya.  

8 Feb 2014

Beriman dan Bersaksi

Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan ~Roma 10:10

Rasul Paulus menyatakan bahwa manusia dibenarkan hanya oleh iman (sola fide), bukan oleh perbuatan. Ini menarik, Apa memang cukup manusia diselamatkan hanya oleh iman ? Bukankah rata-rata orang mengatakan bahwa manusia diselamatkan oleh iman + perbuatan ? Kelihatannya menurut pandangan ini untuk masuk sorga itu mudah. Ya, asal percaya, titik! Dan memang banyak orang percaya berlaku demikian. Asal dibaptis, cukuplah....pasti selamat. Asal percaya kepada Yesus, ya selamat! Tanpa perbuatan, kan katanya kita diselamatkan hanya oleh anugerah Allah. Yang penting kita selamat. Itukah maksudnya ?

Sebenarnya bila kita perhatikan Paulus bukan sama sekali meniadakan perbuatan. Paulus mengkritik kalangan Kristen-Yahudi di Roma yang menjaminkan hidupnya pada perbuatan dan pentaatan Hukum Taurat, bukan pada iman yang terungkap dalam cinta kasih.

Lalu apakah perbuatan kita tidak punya arti sama sekali dalam rangka usaha mencapai kesalamatan ? Oh, tidak! Tidak sama sekali! Bukan itu maksudnya! Perbuatan baik memang perlu, tapi bukan untuk meraih keselamatan melainkan sebagai perwujudan iman yaitu respon atas keselamatan yang diterima. Bila manusia merasa mampu mencapai keselamatan dengan perbuatan baiknya, itu kesombongan namanya. Iman harus hidup, bertumbuh dan berbuah melalui kesaksian. Oleh karenanya Paulus berkata "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalajh Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."

Doa : Bapa pakailah mulutku untuk menyaksikan setiap perbuatan-Mu yang dahsyat dalam hidupku tuk menguatkan sesamaku

7 Feb 2014

BUKAN KARENA USAHAMU

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini : bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman (ay. 30) ~Roma 9 : 30 - 33

  Semua agama menegaskan tentang pentingnya berbuat baik, beramal, dan mematuhi hukum untuk mendapatkan pembenaran (baca = keselamatan) terkait konsep “dibenarkan oleh perbuatan”. Hanya Alkitab saja yang mengajarkan manusia dibenarkan/ diselamatkan bukan karena perbuatannya tetapi “dibenarkan karena iman”

  Orang Yahudi berpikir melalui ketaatan yang sungguh pada hukum Taurat diperoleh pembenaran sehingga mereka berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan Allah. Mereka berupaya mengejar hukum (Taurat) agar dibenarkan tetapi ketidaksempurnaan mereka tidak dapat memuaskan Allah yang sempurna. Sedangkan bangsa non Israel tidak pernah mengejarnya, namun ketika mereka bertemu dengan kasih Allah dalam Yesus Kristus, dalam iman mereka menyerahkan diri pada kasih itu yang memungkin mereka beroleh keselamatan.

  Syair lagu NR 157: “Meski aku bekerja, tahan sampai berlelah, tidak cukup kuatku; hanya oleh sayang-Mu, oleh darah-Mu kudus dapat aku ditebus”, mengingatkan kita bahwa usaha apapun yang kita perbuat tidak akan mampu menyelamatkan kita dari kebinasaan. Hanya oleh belas kasih dan anugerah Allah semata kita di tebus dan diselamatkan-Nya bahkan diangkat menjadi anak-Nya.

  Kita harus fokus kepada iman yang bersumber pada Kristus. Kepada-Nya hidup kita terkait mutlak. Hidup kita pasti akan memiliki makna sejati meskipun harus melewati berbagai pergumulan dan penderitaan. Sudahkah kita hidup oleh iman kepada/di dalam Kristus saja? Jadikanlah Kristus sebagai Batu Teruji dan Batu Penjuru yang Berharga di dalam hidup kita. ltulah tandanya kita adalah umat pilihan Allah sejati.


Doa : (Ampuni aku Tuhan jika selama ini aku melakukan segala kebaikan untuk memperoleh keselamatan, kini kutahu semua usahaku tak dapat menolongku untuk selamat, hanya anugrah-Mulah yang menyelamatkanku. Trima kasih Tuhan).

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

Sedang Dibentuk Tuhan


Siapkah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah ? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "mengapakah engkau membentuk aku demikian ?"
~Roma 9:20


Menjalani hidup dan tinggal di dunia yang penuh dosa bukanlah suatu hal yang mudah dijalani. Di satu sisi kita di tuntut untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan : hidup dalam kekudusan (1 Pet 1 : 15-16) dan menjauhi segala bentuk keinginan duniawi. Di sisi lain, dunia dengan segala tawaran dan tipu muslihatnya selalu dan akan terus menggoda serta berusaha menjebak kita untuk jatuh dan terjerumus dalam dosa.

Di balik semua yang terjadi dan yang kita alami, sesungguhnya Tuhan Allah sedang membentuk karakter pribadi dan iman kita. Ia ingin menjadikan kita umat kesukaan-Nya sebagai pribadi yang tangguh, pribadi yang dapat dipakai menjadi alat-Nya. Ia memproses dan menerpa kita melalui berbagai percobaan agar kita tampil sebagai anak-anak Tuhan yang militan bukan cengeng.

Memang bukan hal yang mudah dihadapi saat kita di proses dan di tempa. Terkadang secara jasmani menyakitkan. Menghadapinya tidak ada jalan lain selain menyerahkan dan mempercayakan jalan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan serta memohon hikmat dan pimpinan tangan kasih-Nya. Dengannya kita tetap kuat dan mengerti rencana dan kehendaknya di dalam hidup kita. Firman Tuhan berkata "... hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya" (Ef. 6:10), "Berbahagialah mereka yang bertahan dalam ujian, sebab mahkota kehidupan sudah menunggu mereka (Yak. 1:2), dan diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapnya hanya pada Tuhan (Yer. 17:7).

Tuhan membentuk kita dengan bermacam-macam ujian. Ia ingin memurnikan kita sehingga memiliki kualitas yang jauh lebih tinggi dari kualitas emas yang fana. Saatnya kita akan mendapat bagian pada waktu Kristus menyatakan diri-Nya.

Doa : Bapa kami yang didalam surga, kami menyerahkan seluruh kehidupan kami. Bentuklah kami seturut dengan kehendak dan rencana-Mu yang melayakkan kami menjadi anak-Mu

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 127
Foto : google.com

 
Close X
Back to TOP