Sekilas Sejarah GPIB Pancaran Kasih Depok

Rombongan pekabar Injil bersama dengan Bidang Diakonia dari GKI Kwitang Jakarta mengadakan perkunjungan ke Cimanggis.

Renungan Harian

Sabda Bina Umat

29 Jan 2014

Ibadah HUT Ke-39 GPIB Pancaran Kasih Depok




Doakan dan Hadirilah

Ibadah Pembukaan awal tahun pelayanan 2014 &
Ibadah Syukur HUT Ke- 39 GPIB Pancaran Kasih Depok.

Pada hari Rabu, 29 Januari 2014, Pukul 19.30 WIB - Selesai.
Ibadah akan dilayani oleh Bpk. Pdt. Alexius Letlora, M.Min(KMJ GPIB IMMANUEL Depok)

Mohon kehadiran seluruh Warga Jemaat, Presbiter, PELKAT,Komisi-Komisi, Panitia, Vocal Group dan Paduan Suara.

24 Jan 2014

Presiden Obama akan bertemu Paus Fransiskus


Barack Obama
Gedung Putih mengumumkan Presiden Barack Obama akan bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan bulan Maret mendatang.
Juru bicara kantor presiden AS menyebutkan kedua pemimpin memiliki komitmen yang sama dalam memberantas kemiskinan dan memperkecil kesenjangan antara orang yang amat miskin dengan kelompok super kaya.
Presiden Obama disebutkan terkesan dengan cara-cara Paus memperbaiki citra Gereja Katolik Roma dengan menekankan pada tugas pelayanan.
KlikPaus Fransiskus -yang terpilih Klikmenjadi tokoh pilihan 2013Klik oleh majalah Time- merupakan paus pertama yang berasal dari kawasan Amerika Selatan yang dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana.
Pertemuan Obama dan Paus direncanakan akan berlangsung pada tanggal 27 Maret di Vatikan.
Dalam kunjungan ke Italia, Obama juga akan bertemu dengan Presiden Giorgio Napolitano dan Perdana Menteri Enrico Letta.
Kunjungan ke Vatikan dan Roma merupakan bagian dari lawatan Obama ke Eropa, antara lain menghadiri pertemuan puncak keamanan nuklir di Den Haag yang juga diikuti pertemuan dengan para pemimpin Belanda.
Dari Belanda, Obama akan ke Brussels untuk pertemuan puncak Uni Eropa serta bertemu para pemimpin Belgia dan Sekjen NATO, Anders Fogh Rasmussen.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/

Berlin akan bangun rumah doa bagi tiga agama



BERLIN - Sebuah gereja di Alexanderplatz, di kawasan Berlin, Jerman, yang ramai akan dibangun sebagai gedung doa bagi multi agama. Sudah dua tahun ini seorang pendeta Gereja Evangelis, rabi (Yahudi) dan imam (Muslim)  melayani umat pada acara-acara khusus.
Ada ruang doa bagi Yahudi,  Muslim dan  Kristen yang berada  dalam bangunan  yang merupakan gabungan gereja, sinagog dan masjid di bawah satu atap. Bangunan itu di salah kawasan tersibuk di Berlin. Pengelola  berharap bangunan itu menjadikan ibu kota Jerman itu tempat pertemuan budaya dunia dan hubungan internasional .
"Berlin adalah kota multi dimensi," kata Kandir Sanci, seorang imam dari House of Prayer and Learning (Rumah Doa dan Pembelajaran) yang terlibat  dalam projek itu. "Anda berjumpa dengan banyak orang dari segala macam agama. Saya merasa bahwa kota ini digerakkan untuk mendukung berbagai agama dan membuat mereka merasa kerasan (seperti di rumah sendiri)."
Dalam beberapa bulan, House of Prayer and Learning akan meluncurkan kampanye  yang bertujuan mengumpulkan dana sekitar  30 juta euro (atau setara Rp 480 miliar). Dan Anna Poeschel, juru bicara Pesekutuan Gereja Evangelis St. Peter - St . Maria, juga salah satu mitra dalam  projek itu, mengatakan bahwa kampanye dimulai pada bulan Mei.
Tanpa Simbol
Rancangan arsitektur bangunan sudah disiapkan dari karya Wilfried Kuehn, seorang arsitek yang memenangi  kompetisi desain dua tahun lalu. "Fokus utama kami adalah bahwa setiap agama memiliki ruang mereka sendiri dan tidak menjadi satu ruang," kata dia.
Kuehn merancang bangunan tidak memiliki menara gereja atau menara masjid. Ada tiga ruang terpisah untuk (masing-masing) agama yang terhubung dengan salah satu aula di tengah, yang secara arsitektus untuk menunjukkan fungsi sebagai jantung demokrasi masyarakat.
"Kami tidak ingin memuat simbolisme apapun pada bangunan," kata Kuehn. "Dari luar (bangunan) itu sangat sederhana dan murni, hampir terlihat kuno," kata dia menambahkan.
Birgit Meyer,  seorang profesor studi agama-agama  di Universitas Utrecht di Belanda, mengatakan bahwa yang paling menarik tentang projek ini adalah ruang sekuler yang netral di bagian tengah, yang dia bisa lihat sebagai dasar untuk saling penerimaan bersama.
"Jelas, ini adalah program yang bervisi modern tentang agama di abad  ke-21," kata Meyer. "Jelas tidak semua kelompok agama dalam spektrum Kristen, Yahudi dan Islam di Berlin akan mendukung pandangan ini, dan menjadi bagian dari projek ini,” kata dia.


Situs Masa Lalu
Pendeta Gregor Hohberg dari  Pesekutuan Gereja Evangelis St Peter - St.Mary, memulai projek bersama ini dengan Komunitas Yahudi Berlin, Abraham Geiger  dari College of Potsdam, dan Forum Dialog Antarbudaya.
Lokasi gedung doa baru itu direncanakan dibangun di Petriplatz di atas reruntuhan bangunan gereja abad ke-13. Gedung gereja  St. Peter merupakan properti milik Pesekutuan Gereja Evangelis St. Peter - St.Mary. Selama Perang Dunia II,  bangunan itu rusak, kemudian diperbaiki dan dihancurkan oleh pemerintah Jerman Timur.
Selama beberapa dekade Petriplatz hanya menjadi tempat parkir yang sepi. Pada tahun 2007 ketika ada penggalian arkeologi di sana ditemukan sisa-sisa dari Coelln, kota  tetangga dari Berlin kuno dan salah satu dari lima kota yang bersatu pada tahun 1709 di bawah kekuasaan  Raja Frederick I dari Prusia, dan menjadi  ibu kota.
Selama ini Petriplatz lebih sebagai hamparan bersemak dan dikelilingi pagar, tapi Hohberg mengatakan kelompok mereka telah memberikan kesempatan unik untuk  menjadikannya bernapas dalam kehidupan baru yang terkait asal-usul kota abad pertengahan.
Kritik dan Holocaust
Beberapa pihak melontarkan kritik tentang rencana situs itu sebagi gedung  doa baru. Masalahnya, selama perang, gereja itu menjadi tempat  bagi satu pendeta Nazi yang paling radikal di Berlin,  Walter Hoff.
 Ketika menjabat sebagai pendeta tentara, Walter Hoff,  menggiring ratusan orang Yahudi Eropa Timur menuju kematian mereka. Para kritikus mengatakan  bahwa  House of Prayer and Learning tidak melakukan hal yang cukup untuk mengingat peran signifikan dari situs itu dalam Holocaust (pembantaian orang Yahudi).
"Bagaimana bisa ada dialog jujur ​​di antara ketiga agama ketika satu agama menjadi tempat ketidak-jujur ​​tentang masa lalunya sendiri?" Tanya Susannah Heschel, profesor Studi Yahudi di Dartmouth College,  dan seorang sarjana hubungan Kristen dan Yahudi di Jerman abad ke-19 dan ke-20.
Koneksi situs  itu (dengan masa lalu) dan Hoff perlu diidentifikasi secara jelas dalam ruang doa yang baru, serta dalam literatur promosi dan program pendidikan, kata Heschel .
Poeschel, juru bicara gereja, mengatakan bahwa pameran di Rumah Doa dan Pembelajaran akan membahas koeksistensi agama di Berlin, serta  hubungan sejarah situs itu dengan  Reich Ketiga.
Kuehn juga mengakui pentingnya mengatasi masa lalu, tapi dia bersyukur  bahwa panitia juga mengelola masa depan. "Mereka benar-benar bertanya bagaimana kita dapat mengatasi orang-orang non religius, dunia sekuler," kata Kuehn. "Bagaimana kita dapat mengatasi orang-orang yang tidak pergi ke gereja, tidak berdoa, tidak pergi ke sinagoga. Tapi mungkin tertarik pada pertanyaan tentang iman dan masyarakat."
Pelaksana projek juga merencanakan untuk menggelar acara tahunan pada tanggal 14 April bersamaan dengan ulang tahun kota Berlin menandai tahun 1783 di mana Frederick Agung mempromosikan toleransi beragama.
"Jika kita mengajukan pertanyaan politik: Apa yang bisa dilakukan... adalah menciptakan kondisi untuk debat secara damai, tetapi tetap sebuah perdebatan," kata Kuehn. Dan para penggagas berharap akan menjadi tempat di mana agama yang berbeda bertemu untuk merenungkan kesamaan mereka sendiri. (dw.de / huffingtonpost.com)
Sumber : www.satuharapan.com | http://dw.de/p/16S8T

20 Jan 2014

GPIB Koinonia Menjadi Pos Pengungsian Korban Banjir




Jakarta - Sebanyak 1.150 pengungsi memenuhi pos pengungsian di Gereja GPIB Koinonia, Kebon Pala, Jakarta Timur hingga Minggu siang.

Para pengungsi yang berasal dari bantaran Kampung Melayu, Kebon Pala, bantaran Ciliwung dan Tongtek, Jatinegara tersebut telah berada di pengungsian selama sepekan terakhir akibat banjir yang melanda Jakarta.

"Pada Senin (13/1) pagi, pengungsi berjumlah 830 orang, naik jadi 1.000 orang pada Kamis (16/1) malam," kata Koordinator Posko Pengungsian Gereja GPIB Koinonia, Anja Patti, di Jakarta, Minggu.

Hingga saat ini, masih banyak warga yang berusaha mendaftar untuk mengungsi di gereja tersebut, tetapi terpaksa harus ditolak oleh pihaknya karena keterbatasan kapasitas ruangan.

Ia menambahkan pasokan makanan untuk para pengungsi yang berasal dari bantuan dari gereja-gereja yang berada di Jakarta hingga saat ini masih mencukupi.

Sementara untuk pelayanan kesehatan, pihaknya bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur.

"Dari pihak Sudinkes, setiap hari datang untuk stand by," katanya.

Meski demikian, beberapa jenis penyakit tetap menyerang para pengungsi diantaranya gatal-gatal, diare, demam, batuk dan pilek. Bahkan pihaknya mencatat ada beberapa anak yang menderita sakit mata namun belum bisa diobati karena tidak tersedianya obat-obatan.

Terlihat ratusan orang memenuhi ruangan di lantai 2 dan lantai 3 gereja tersebut. Mereka ada yang tertidur, duduk, ataupun berbincang dengan sesama pengungsi. 

Sementara ketika petugas gereja membagikan sejumlah pakaian, para pengungsi ini terlihat antusias untuk mendapatkan pakaian.

"Hari ini sudah dibagikan 12 dus yang satu dusnya berisi 50 hingga 100 potong pakaian," katanya. 

(ANTARA News)

18 Jan 2014

Ketika Pak Haji Biayai Perayaan Natal


SEMARANG — Bertekad mewujudkan kerukunan antar-umat beragama, Haji Yusmin menjadi penanggung jawab dan juga menanggung biaya perayaan Natal di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang. Memang tidak mewah, tetapi setidaknya perayaan itu memberi arti besar bagi masyarakat.

Ditemui di rumahnya di Jalan Dewi Sartika Barat 3, Semarang, ia mengaku bersyukur perayaan itu bisa berjalan dengan lancar dan meriah. Yusmin mengatakan, gagasannya itu hanya dirancang tiga hari dengan dua orang panitia.

"Awalnya itu karena saya melihat kok tidak ada perayaan Natal bersama di kelurahan ini, makanya saya ajak Pak Pius Heru Priyanto yang kebetulan beliaunya ini di bidang kerohanian umat nasrani di LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan). Saya sendiri ketuanya, panitianya ya akhirnya cuma berdua," ujarnya, Rabu (15/1/2014).

Dari situlah kemudian muncul ide untuk mengadakan perayaan Natal. Adapun perayaan itu sudah diselenggarakan pada Minggu (12/1/2014) di Balai Kelurahan Sukorejo dengan tema "Spiritualitas yang Menyehatkan".

"Alhamdulillah yang datang sekitar 75 persen dari undangan yang disebar sekitar 150. Padahal, hari itu hujan sejak pagi," ujar Yusmin.

Yusmin mengatakan, tak ada banyak uang menjelang perayaan. Panitia kemudian hanya membuat empat proposal permohonan bantuan dana. Dengan waktu hanya tiga hari, ia pun yakin akan kesulitan mendapatkan dana melalui proposal itu. Akhirnya proposal pun tidak dijalankan.

"Waktu itu Pak Pius bilang ragu karena tidak ada uang. Bagaimana kegiatan itu bisa jalan. Tapi saya bilang kalau takut tidak bakal jadi," katanya.

Ayah dua anak yang juga seorang tokoh masyarakat ini kemudian meminta bantuan rekannya yang juga seorang muslim. "Saya telepon, minta bantuan air mineral untuk perayaan Natal. Awalnya dia kaget dan bilang Pak Haji kok ngurusinnya Natalan, tapi kemudian memberi bantuan juga," tutur suami dari Sri Sulastri ini.

Selain itu, Yusmin juga mengajak sejumlah warga lain menjadi relawan. "Saya bilang pada siapa pun, ayo bantu dan ini yang balas Gusti Allah, karena enggak ada honornya, ya akhirnya jalan," tambahnya.

Sederhana
Yusmin mengatakan, perayaan itu memang sangatlah sederhana karena hanya dengan jamuan satu bungkus roti dan air mineral. Namun, menurutnya, perayaan yang terpenting bukan jamuannya, melainkan maknanya.

Gagasannya ini, ungkap Yusmin, dilakukan agar masyarakat di lingkungannya bisa turut menjaga kerukunan antar-umat beragama. Kaum mayoritas mengayomi yang minoritas, saling menghormati dan menghargai.

Yang lebih menggembirakan, menurutnya, bersamaan dengan perayaan Natal juga diselenggarakan pengajian akbar di beberapa wilayah yang masih satu kelurahan.

"Ada juga yang dekat dengan balai kelurahan untuk perayaan Natal, dan saat azan acara perayaan Natal dihentikan sebentar, kalau begini betapa indahnya. Saya hanya ingin kerukunan semacam ini terus ada di Kelurahan Sukorejo yang sangat heterogen," kata Yusmin.

Gagasan ini merupakan yang pertama kali dilakukan dan rencananya akan menjadi agenda tahunan. Pihak kelurahan juga memberi dukungan dengan hadirnya lurah setempat pada perayaan tersebut.

Goa Maria
Yusmin menceritakan, dalam upayanya menjaga kerukunan semacam ini bukanlah tanpa konflik. Ia mengatakan pernah terjadi pro-kontra saat akan dilakukan pembangunan Goa Maria di wilayah tersebut beberapa tahun lalu. Ia turut memperjuangkan agar Goa Maria tetap dibangun meski banyak yang menentangnya.

Akhirnya tempat yang sering digunakan untuk acara kaum Katolik ini pun bisa berdiri dan tetap damai. "Apa pun saya berani asal benar, Tuhan yang tahu segalanya," tandasnya.

Yusmin mengatakan, dirinya termasuk orang yang fanatik dalam beragama. Namun, fanatiknya hanya dalam hal-hal tertentu. "Urusan beribadah itu masing-masing, dan di tempat masing masing. Masa shalat di gereja atau kebaktian di masjid. Jadi saya termasuk fanatik, tapi dalam hal ibadah, kalau bermasyarakat semua saudara saya," pungkas Yusmin.

Sumber: regional.kompas.com

16 Jan 2014

Laporan dan Penggalangan Dana untuk Banjir


Kepada Yth,
Segenap Majelis Jemaat GPIB
Di Tempat

Salam sejahtera,
Majelis Sinode mengucapkan terima kasih atas bantuan saudara-saudara untuk korban bencana Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Melalui Crisis Center GPIB, kami telah menerima Rp. 200 juta dari Jemaat-jemaat dan telah disalurkan sebesar Rp. 160 juta, dan dalam waktu dekat sisanya akan segera dikirimkan.
Sehubungan dengan terjadinya bencana banjir di wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Bekasi, Tangerang dan Sulawesi Utara, maka guna mendukung korban bencana alam tersebut kami mengajak saudara sekalian berpartisipasi membantu mereka yang sedang menderita. Kami mohon bantuan melalui persembahan satu kotak dalam Ibadah Minggu selama 2 minggu berturut-turut, mengingat masih perlu mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir susulan, karena prakiraan cuaca hujan masih akan turun hingga bulan Februari 2014.

Persembahan dalam Ibadah tersebut agar disampaikan kepada Majelis Sinode GPIB melalui Rekening Bank BRI Cabang Jakarta Veteran No. 0329-01-000812-30-2 a.n. Majelis Sinode GPIB atau diserahkan langsung ke kantor Majelis SinodeGPIB.

Terima kasih atas perhatian, bantuan serta kerjasama saudara. Tuhan Yesus memberkati pelayanan kita bersama.
Teriring Salam dan Doa,
MAJELIS SINODE GPIB
bagi Jemaat yang ingin memiliki surat dari Majelis Sinode GPIB, dapat mengunduh link dibawah ini.
Terima kasih

-> Laporan dan Penggalangan Dana

9 Jan 2014

Sejarah GPIB

GPIB didirikan pada 31 Oktober 1948 yang pada waktu itu bernama “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie” berdasarkan Tata-Gereja dan Peraturan-Gereja yang dipersembahkan oleh proto-Sinode kepada Badan Pekerja Am (Algemene Moderamen) Gereja Protestan Indonesia.
Majelis Sinode “De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie” yang pertama pada waktu adalah:
  1. Ds. J.A. de Klerk (Ketua)
  2. Ds. B.A. Supit (Wakil Ketua)
  3. Ds. L.A. Snijders (Sekretaris I)
  4. Pnt. J.A. Huliselan (Sekretaris II)
  5. Pnt. E.E. Marthens (Bendahara)
  6. Pnt. E.A.P. Klein (Penasihat)
  7. Ds. D.F. Sahulata (Pendeta Bahasa Indonesia)
  8. Ds. J.H. Stegeman (Pendeta Bahasa Belanda)
Ketika pertama kali terbentuk, GPIB mempunyai 7 buah Klasis (kini disebut Mupel atau Musyawarah Pelayanan) dengan 53 jemaat yaitu:
  1. Klasis Jabar meliputi 9 jemaat: Jakarta, Tanjung Priok, Jatinegara, Depok, Bogor, Cimahi, Bandung, Cirebon dan Sukabumi
  2. Klasis Jateng meliputi 6 jemaat: Semarang, Magelang, Yogyakarta, Cilacap, Nusakambangan dan Surakarta
  3. Klasis Jatim meliputi 12 jemaat: Madiun, Kediri, Madura, Surabaya, Mojokerto, Malang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Singaraja, Denpasar dan Mataram
  4. Klasis Sumatra meliputi 7 jemaat: Sabang, Kutaraja, Medan, Pematang Siantar, Padang, Telukbayur dan Palembang
  5. Klasis Bangka & Riau meliputi 4 jemaat: Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Muntok dan Tanjungpandan
  6. Klasis Kalimantan meliputi 8 jemaat: Singkawang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Sanga-sanga dan Kotabaru
  7. Klasis Sulawesi meliputi 7 jemaat: Makassar, Pare-pare, Watansopeng, Raha, Palopo, Bone dan Malino
Saat ini GPIB memiliki 24 Musyawarah Pelayanan, yakni:
  1. Mupel Sumatera Utara-Aceh (Sumut Aceh)
  2. Mupel Sumbaridar (Sumatera Barat – Riau Daratan)
  3. Mupel Kepri (Kepulauan Riau)
  4. Mupel Sumsel-Jambi (Sumatera Selatan – Jambi)
  5. Mupel Babel (Bangka Belitung)
  6. Mupel Lampung
  7. Mupel Jakarta Pusat
  8. Mupel Jakarta Utara
  9. Mupel Jakarta Barat
  10. Mupel Jakarta Timur
  11. Mupel Jakarta Selatan
  12. Mupel Bekasi
  13. Mupel Banten
  14. Mupel Jawa Barat I
  15. Mupel Jawa Barat II
  16. Mupel Jatengyo (Jawa Tengah – Yogyakarta)
  17. Mupel Jatim (Jawa Timur)
  18. Mupel Bali – NTB (Bali – Nusa Tenggara Barat)
  19. Mupel Kalbar (Kalimantan Barat)
  20. Mupel Kaltengsel (Kalimantan Tengah – Kalimantan Selatan)
  21. Mupel Kaltim I
  22. Mupel Kaltim II
  23. Mupel Kaltim III
  24. Mupel Sulselra (Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara)
Jumlah Jemaat 270 jemaat.

8 Jan 2014

Sekilas Sejarah GPIB Jemaat Pancaran Kasih Depok

 Pada tanggal 11 Oktober 1966 rombongan pekabar Injil bersama-sama dengan Bidang Diakonia dari GKI Kwitang Jakarta dipimpin oleh Nn Elsie Queen (inggris) mengadakan perkunjungan ke Cimanggis. Perkunjungan ini adalah tindak lanjut dari pertemuan antara Sdr.Ventje Pangalila, Sdri Gerda Pitoy dan Sdr Rieske Frederick dengan Sdri Caroline Tombokan SH seorang karyawati RS Gatot Subroto dan aktif sebagai anggota Pekabaran Injil GKI Kwitang Jakarta.

Dalam kunjungan ini rombongan Pekabaran Injil dari GKI Kwitang Jakarta bertemu dengan beberapa warga Kristen yang berdomisili di Cimanggis sejak tahun 1962. Sdri Gerda Pitoy, Sdri Rieske Frederick,Sdr. Ventje Pangalila, ketiga orang tersebut kemudian diberikan pembinaan Rohani selama 1 bulan oleh Miss Elsie Queen, agar mereka dapat menjadi unjung tombak pekabaran Injil diwilayah Cimanggis.

 Dipenghujung tahun 1966, Ketiga Saudara tersebut diatas memutuskan untuk bergabung dengan Pos Pelayanan Cilangkap (Pos Pelayanan dari GPIB Zebaoth Bogor)Selain Sdri.Gerda Pitoy, Sdri Rieske Frederick dan Sdr. Ventje Pangalila, Sdr. Obed Abolla ikut bergabung. Sdr. Ventje Pangalila dan Sdr. Obed Abolla kemudian dipersiapkan menjadi calon Anggota Majelis Jemaat.

 Bulan Maret tahun 1967 Cimanggis ditetapkan menjadi Jemaat Wilayah GPIB Zebaoth Bogor dengan Ketua Drh Simon Hee, Wakil Ketua Sdr. Beth Antis dan Sdr Darda Marjan, Anggota Sdr Ventje Pangalila, Sdr, Obed Abolla dan Sdri Gerda Pitoy.Jumlah anggota warga sidi jemaat saat itu 8 orang, simpatisan yang sedang mengikuti pelajaran Agama 7 orang, dan anggota KA/KR berjumlah 18 orang.

 Bulan November 1968 berdasarkan SK Majelis Jemaat GPIB Bogor No. B7/894/68 yang ditandatangani oleh Pdt.DR Maitimoe, Cimanggis ditetapkan sebagai Pos Pekabaran Injil yang dipersiapkan untuk dilembagakan menjadi satu Jemaat.

• Tim Pembina Pembangunan Jemaat Cimanggis
Para Pelayan Mula-Mula
Pendeta yang Pernah Melayani di GPIB Pancaran Kasih

3 Jan 2014

Simbol-simbol Tahun Gereja


Pada minggu-minggu tertentu dalam Ibadah Minggu, kita sering melihat gambar pada kain mimbar atau stola yang digunakan presbiter berbeda-beda. Setiap gambar / simbol ini berganti berdasarkan perubahan kalender tahun gereja.

GPIB merasa wajib untuk memelihara tradisi Kristiani yg berbentuk simbol-simbol karena mempunyai arti yang khas bagi iman Kristen. Simbol-simbol itu biasanya disesuaikan dengan Tahun Gereja yang diungkapkan melalui warna-warna khusus yang menjelaskan arti tentang berita karya penyelamatan Allah. Disesuaikan dengan Tahun Gereja karena semua peristiwa dan perbuatan penyelamatan Allah, seluruh karya Yesus pada masa lampau dan apa yg dilakukan oleh gereja mula-mula di dalam ibadah mereka, kembali dibentangkan di depan kita masa kini. Warna-warna liturgis itu secara internasional mengandung arti sebagai berikut:

  • Putih artinya kebersihan, kesucian, kekudusan, kemeriahan, kedamaian dan kesederhanaan.
  • Merah artinya keperwiraan, keberanian, kesatiaan dan kepahlawanan.
  • Ungu artinya pertobatan.
  • Hijau artinya rasa syukur, terima kasih dan puji-pujian.
  • Hitam artinya kematian & kedukaan.

Fungsi gambar dan warna kain minbar & stola dimaksudkan agar apabila warga jemaat memasuki gedung ibadah, maka dengan melihat kain mimbar dengan warna liturgis dan logo yang dipergunakan, dengan segera mereka akan memahami apa makna dan suasana dari ibadah yang diselenggarakan.

Berikut ini info mengenai gambar & warna pada kain mimbar dan stola dalam Ibadah Minggu & Ibadah Khusus GPIB :

  1. EPIFANIA
  2. PRAPASKAH
  3. JUMAT AGUNG
  4. PASKAH
  5. KENAIKAN YESUS KRISTUS
  6. PENTAKOSTA
  7. MINGGU TRINITAS
  8. MINGGU PENTAKOSTA
  9. ADVENTUS
  10. NATAL

...

2 Jan 2014

Pelkat PT GPIB Pancaran Kasih

PELAYANAN KATEGORIAL
PERSEKUTUAN TERUNA
GPIB JEMAAT "PANCARAN KASIH" DEPOK


Pelkat Persekutuan Teruna GPIB yang berhari jadi pada tanggal 31 Januari 1983, merupakan pelayanan kategorial Persekutuan Teruna. Pelkat Persekutuan Teruna GPIB Pancaran Kasih, merupakan salah satu "perpanjangan tangan" Majelis Jemaat GPIB Pancaran Kasih dalam melaksanakan tugas pelayanan-nya khusus untuk kelompok jemaat yang berusia 12 tahun s/d 17 tahun.

Kelompok jemaat pada usia ini adalah para remaja yang sedang memasuki "kedewasaan" baik secara biologis maupun psikologis dengan dinamika yang amat sangat unik, kreatif, dan perlu tingkat konsentrasi dan kewaspadaan yang tinggi.

Struktur organisasi Persekutuan Teruna (PT) ada dibawah Majelis Jemaat, terkhusus dibawah Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Insani (PPSDI), bersama Pelayanan Anak (PA),  Gerakan Pemuda (GP),  Persekutuan Kaum Bapak (PKB),   Persekutuan Kaum Perempuan (PW), dan  Persekutuan Kaum Lanjut Usia (PKLU).

Koordinasi strategis pelayanan Persekutuan Teruna di jemaat Pancaran Kasih ini, dikoordinir bersama seluruh pelayan teruna yang terkumpul dalam satu Musyawarah Pelayanan (Mupel) Jabar-2 yang di-koordinir oleh seorang koordinator Wilayah, dan bersama seluruh pelayan teruna se-indonesia yang dikoordinir oleh Dewan Teruna.

Saat ini, wilayah pelayanan Pelkat-PT GPIB Pancaran Kasih terbagi dalam 13 sektor pelayanan yang diterjemahkan menjadi 8 Pos Pelayanan, yang dilayani oleh 15 orang Pelayan Teruna.

Berikut Susunan kepengurusan Persekutuan Teruna GPIB Pancaran Kasih periode 2013 - 2015 :

Ketua :  Indrowiyono
Sekretaris : Rossy Serhalawan
Bendahara : Imelda Karisoh

Bidang Ibadah dan Perayaan :
Lexi Kusumastuti (Koordinator)
Puja Ikrar Sujaswanto (Anggota)

Bidang Sosial :
Ivan Sebastian Petrus (Koordinator)

Bidang Keterampilan :
Denny Antonius Bilal (Koordinator)


Penanggung jawab pos pelayanan :
1. Pospel Cilodong : Imelda Karisoh
2. Pospel Villa Pertiwi : Chahya Elline Natalia Parinussa
3. Pospel Sukmajaya : Ivan Sebastian Petrus, Kak. Olivia Itran
4. Pospel Anugerah : Wiwik Widayati
5. Pospel Cimanuk : Denny Antonius Bilal, Kak. Sandrina Sumolang
6. Pospel Benuang : Puja Ikrar Sujaswanto
7. Pospel Sumberkasih : Harry Purwanto
8. Pospel Bethesda : Lexi Kusumastuti

Majelis Jemaat GPIB Pancaran Kasih yang turut membantu kegiatan pelayanan IMPT:
1. Rino Erwin Pandelaki
2. Betty Pasaribu

Pembina sekaligus Pendamping pelayan PT:
1. Penatua. Alfred M A L Nenohay, S.Th
2. Penatua. Yohanes Daryono



Kegiatan rutin kami yang pasti adalah Ibadah Minggu Persekutuan Teruna (IMPT), yang diadakan di tiap-tiap pospel (jam bervariasi antara jam 08:00 dan jam 08:30). IMPT Gabungan seluruh Pospel dilaksanakan pada minggu pertama tiap bulannya, yang bertujuan untuk menjalin keakraban antar sesama teruna dari tiap-tiap pospel yang bertempat di Gd.Gereja GPIB Pancaran Kasih jam 08:00.

Pertukaran pelayan firman IMPT antar jemaat se-mupel jabar-2 juga menjadi rutinitas 2x dalam setahun, yang dilaksanakan bertujuan untuk saling mengenal suasana pelayanan di jemaat lain, dan sekaligus ajang keakraban antar sesama pelayan Pelkat-PT se mupel Jabar-2, sekaligus tukar pengalaman seputar kepelayanan pelkat-PT seMupel Jabar-2....

Salah satu program yang diunggulkan pada tahun pelayanan ini adalah "Teruna Bersaksi", yang menjadi wujud dan peran aktif kesaksian teruna GPIB Pancaran Kasih dalam hal:

1. Solidaritas terhadap sesama anggota Pelkat-PT GPIB Pancaran Kasih. ~> dalam wujud "Perkunjungan Teruna"
2. Partisipasi bersama jemaat GPIB Pancaran Kasih. ~> dalam wujud "persembahan pujian Ibadah Keluarga"
3. Kebersamaan 6 pelkat GPIB Pancaran Kasih. ~> dalam wujud "pertukaran pelayan menyongsong HUT pelkat"

Facebook Pelkat-PT GPIB Jemaat Pancaran Kasih, Depok

Visi & Misi GPIB

Visi
“GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaanNya“

Misi
  1. Menempatkan Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat manusia sebagai Kepala Gereja.
  2. Mewujudkan kehadiran GPIB yang membawa corak damai sejahtera Allah dan menjadi berkat di tengah-tengah dan masyarakat dan dunia.
  3. Membangun suatu Jemaat Misioner yang bertumbuh, dewasa dalam iman, kehidupannya adalah teladan serta memberi kontribusi nyata bagi kemajuan gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam suatu semangat oikumenis dan nasional

Pemahaman Iman GPIB

PENDAHULUAN

Pemahaman Iman GPIB merupakan keputusan Persidangan Sinode GPIB ke XIV   pada tahun 1986 dan disempurnakan pada Persidangan Sinode GPIB berikut.
Pemahaman Iman suatu gereja sekurang-kurangnya memiliki tiga butir acuan yakni Allah Tritunggal, Gereja itu sendiri dan dunia. Pemahaman iman itu

  • Pertama-tama, merupakan tanggapan terhadap penyataan diri Allah , yangdiekspresikan lewat tanggung jawab untuk setia dan mematuhi Allah.
  • Yang kedua ialah lewat Pemahaman Iman, warga komunitas Gereja itu berupaya menjelaskan kepada dirinya sendiri tentang siapa mereka dan apa yang mereka percayai dan apa yang seharusnya mereka lakukan.
  • Ketiga, lewat Pemahaman Iman, Gereja bukan hanya memuji dan melayani Tuhan, atau sekedar memperjelas jati diri mereka, tetapi juga berbicara kepada dunia untuk menjelaskan siapa mereka, dan apa yang mereka pahami, percayai dan akui.
Lewat Pemahaman Imannya, GPIB hendak menyatakan kepada gereja-gereja lainnya bahwa ia adalah salah satu perwujudan dari Gereja Kristen Yang Kudus dan Am. dan lewat Pemahaman Imannya, GPIB hendak menyatakan kepada dunia ini bahwa ia adalah satu persekutuan orang-orang yang menerima rahmat yang besar, yakni keselamatan dari Allah lewat Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat.
Pemahaman Iman GPIB disusun untuk menyoroti dan menjawab tuntutan zaman di bawah terang Firman Allah. GPIB menyadari bahwa ia diutus dan hadir di tengah tengah dunia yang terus menerus berubah dan berkembang dengan cepat. Gereja baik sebagai persekutuan dan lembaga yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri maupun sebagai warga gereja masing-masing, terpanggil untuk dengan iman memahami serta memberi jawab dan mengambil sikap terhadap perubahan dan perkembangan baru yang berlangsung terus menerus itu.

Naskah lengkap Pemahaman Iman (Hasil Loka Karya Pemahaman Iman Tahun 2006) :


Gereja

Kami Mengaku,
  1. Bahwa Allah yang esa 1) dengan FirmanNya dalam kasihNya yang tiada tara telah memulai karya keselamatan bagi 2) alam semesta 3) sejak awal Penciptaan 4) dan setelah kejatuhan manusia dalam dosa 5). Allah meneruskan karyaNya untuk memelihara alam semesta dari derita dan maut 6) . Karya keselamatan ini berlangsung sampai pada akhir zaman 7) .
  2. Bahwa Yesus Kristus 1) telah mati, bangkit dan naik ke surga 2) menjamin keselamatan orang percaya dan membebaskannya dari kuasa dosa 3), derita dan maut 4). Dengan demikian relasi manusia dengan Allah dan relasi manusia dengan sesama ciptaan-Nya telah dipulihkan. Hal itu akan senantiasa kami peringati melalui sakramen : Baptisan 5) dan Perjamuan 6) .
  3. Bahwa dalam 1) karya keselamatan Allah telah memanggil 2) Abraham 3) menjadi umat Perjanjian Lama, juga Israel dari perhambaan di Mesir dan menyelamatkannya 4) dari kepunahan. Allah meneruskan 5) kasih setiaNya dengan melindungi dan menuntun umatNya kembali yang terserak dan tercerai berai di tanah pembuangan 6) .
  4. Bahwa dalam karya keselamatan melalui Yesus Kristus, Allah telah menyelamatkan dan menghimpun 1) umat Perjanjian Baru 2) yaitu Gereja 3) yang diutus-Nya untuk memberitakan Injil 4) dan menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah 5) di atas bumi.
  5. Bahwa oleh kasihNya yang tiada tara 1), Allah telah mewujud nyatakan keselamatan itu sepenuhnya melalui pekerjaan Yesus Kristus 2). Supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal 3).
  6. Bahwa Yesus Kristus yang adalah Raja 1) dari segala raja dan Tuan dari segala tuan 2) akan menyatakan kepenuhan Keselamatan 3) pada saat Ia datang kembali kelak sebagai Hakim 4) dan Raja yang duduk disebelah kanan Allah Bapa yang Maha Kuasa 5).
  7. Bahwa keselamatan yang dikerjakan Kristus terbuka bagi seluruh umat yang ada di muka bumi yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Dalam kasih-Nya yang tiada tara Allah mengaruniakan keselamatan, yakni: kemerdekaan 1) kepada bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang dimerdekakan bertanggung jawab mengupayakan pembebasan dari ketidakadilan 2), perusakan alam 3) dan pelecehan hak asasi manusia 4), kemerosotan etis moral 5) dan bentuk penindasan lainnya.
  8. Bahwa melalui Roh Kudus, Allah menuntun 1) orang percaya mengakui 2) Yesus Kristus selaku Tuhan dan Juruslamat 3) dalam pergumulannya di dunia.

INFO SEKRETARIAT



  1. Kantor Majelis Jemaat GPIB “ PANCARAN KASIH ” Depok, buka pada hari Selasa s/d Sabtu Pkl. 08.00 WIB – Pkl. 16.00 WIB.
  2.  Bagi Jemaat yang akan mendaftarkan menjadi Jemaat di GPIB “ PANCARAN KASIH ” Depok, dimohon untuk melampirkan data -data sebagai berikut :
a. Surat pindah dari Gereja sebelumnya atau Surat Pernyataan.
b. Foto copy surat Nikah, Baptis dan Sidi.
  1.  Pelayanan Sakramen Baptisan Kudus secara rutin dilaksanakan setiap bulan pada Minggu ke dua, Bagi orang tua yang akan membawa anaknya di Baptis, dapat mengambil dan mengisi formulir pendaftaran di Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari kerja, formulir dikembalikan bersama foto copy Surat Nikah Gereja orang tua, Akta Kelahiran anak, dan sudah diketahui oleh Koordinator Sektor, selambat - lambatnya 3 ( tiga ) minggu sebelum pelaksanaan Baptisan.
  1.  Bagi Warga Jemaat yang akan melaksanakan Pemberkatan Nikah dapat mengambil dan mengisi formulir di Kantor Majelis Jemaat 3 ( tiga ) bulan sebelum pelaksanaan, dan formulir tersebut harus ditandatangani oleh Koordinator Sektor, melampirkan foto copy Surat Baptis, Sidi, Akta kelahiran, KTP, KK dan N1, N2, N3, N4, Surat Keterangan belum pernah Menikah dari Kelurahan, serta pas photo berdampingan ukuran 4 x 6 sebanyak 10 ( sepuluh ) lembar, dan Kartu Warga Jemaat. Serta biaya catatan sipil Rp. 800.000,-permohonan disampaikan ke Kantor Majelis Jemaat u/p Sekretaris II.
  1.  Warga Jemaat yang mengalami perubahan susunan keluarga, pindah alamat / sektor, diharapkan untuk memberitahukan kepada Majelis Sektor atau melalui Kantor Majelis Jemaat. Bagi Warga Jemaat yang akan pindah / keluar dari wilayah pelayanan Jemaat GPIB “ PANCARAN KASIH ” Depok, agar menyelesaikan Surat Pindah ( Attestasi ) di Kantor Majelis Jemaat dan sudah diketahui oleh Majelis Sektor.
  1. Warga Jemaat yang bermaksud untuk mengadakan Ibadah Pengucapan Syukur dimohon untuk menghubungi Majelis Sektor atau Koordinator Sektor atau langsung ke Kantor Majelis Jemaat 2( dua Minggu sebelumnya ). Diharapkan Ibadah Syukur dilaksanakan pada hari Sabtu malam atau hari Minggu siang. Dapat pula dilakukan pada hari lain tetapi tidak bersamaan dengan waktu Ibadah rutin.
  1. Bagi Pengurus PELKAT, Panitia - Panitia atau Jemaat yang bermaksud untuk mengadakanRapat / Pertemuan / Ibadah diluar jam kerja, dimohon menginformasikan ke Kantor Majelis Jemaat selambat -lambatnya 2 ( dua ) hari sebelum acara berlangsung, sehingga ruangan dapat dipersiapkan.

  2.  Bagi Jemaat yang membutuhkan pelayanan Pastoral, sehubungan dengan pergumulan pribadi atau keluarga dapat menghubungi para Pendeta :
    • Pdt. Ny. Widyati Simangunsong –S ( Telp. 7782.8969 )
    • Pdt. Ny. Meryani. F. Gimon –M ( Telp. 875.0210 )
    • Pdt. Yulius Erik Tanabora ( Telp. 874.5994 ).
  1. Bagi Warga Jemaat yang membutuhkan Pelayanan Khusus atau berkeinginan terlibat dalam kegiatan Sektor, Ibadah Rutin dapat menghubungi Koordinator Sektor masing –masing :
    SEKTOR KORSEK NO.TELP
    YERUSALEM Dkn. Teguh. A. Wicaksono  0812.2915.3152
    BETEL        Pnt. Nn. R. J. Tetelepta HP.  0815.1010.4077
    SION Dkn. J. A. N. Kowel HP.  0816.1496.875
    HERMON Dkn. J. C. H. Lumban Tobing 0815.9642.120
    YERIKHO  Pnt. Spelman Nyita HP.  0812.1977.1033
    KARMEL  Pnt. Rene Nunumete HP.  0878.7753.1952
    PNIEL  Pnt. T. Y. P. Pakpahan HP.  0812.1802.1324
    NAZARET  Pnt. I. S. Hulu HP.  0812.1855.5842
    MORIA        Pnt. Gerhard. W. Aipassa 0817.6794.243
    GETSEMANI  Pnt. Edwin Toisuta Telp.  021.771.8957
    BETESDA     Pnt. Fredyk Tengko Telp.  0812.9857.6460
    BETLEHEM   Pnt. Marinus. J. Leander HP.  0813.1931.6614
    EBENHAEZER Pnt. W. M. Tuanakotta HP.  0813.1115.6242

Masa Depan

Kami Mengaku,
  1. Bahwa Allah dalam karya penyelamatan dan penciptaanNya menghantar orang percaya dari satu titik sejarah ke titik sejarah yang baru sehingga masa depan senantiasa tercakup dalam apa yang dibuatnya pada masa kini dan masa lalu 1).
  2. Bahwa kedatangan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ke dalam dunia mem-berikan jaminan dan harapan yang pasti bagi orang yang percaya.
  3. Bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan 1) yang menjadi pusat ibadah 2) dan harapan 3) manusia dari zaman ke zaman dan Dia juga harapan mahluk lainnya , 4) karena Dia-lah yang akan mendatangkan langit baru dan bumi baru 5) dimana derita dan maut tidak akan ada lagi tanpa Dia dunia tidak memiliki pengharapan 6).
  4. Bahwa kebangkitan Yesus Kristus 1) maka orang percaya akan dibangkitkan dari kematian 2) dan dikumpulkan bersama-sama Dia 3) dalam keadaan yang Mulia 4). Oleh sebab itu maut bukanlah kata akhir dalam segala sesuatu melainkan hidup dalam kuasa kasih Yesus 5).
  5. Bahwa Roh Kudus adalah roh pengharapan, akan menolong orang percaya untuk tetap berpaut pada kasih Kristus dan tidak ada suatu kuasa apapun yang dapat memisahkan orang percaya dari kasih Kristus 1). Apa yang dijanjikan kepada orang percaya untuk masa depan sudah mulai dialami pada mesa kini 2) , oleh karena sekarangpun orang percaya sudah hidup di dalam pengharapan 3).
  6. Bahwa Roh Kudus yang adalah Roh masa depan menyadarkan orang percaya pada panggilan-Nya menjaga keutuhan dari bangsa dan negara 1) untuk mengisi kurun waktu menjelang masa depan yang pasti 2) itu dengan sikap, tindakan dan karya yang menghadirkan keadilan dan kebenaran berdasarkan kasih serta pemulihan 3) pemenuhan janji Allah akan langit baru dan bumi baru.

Negara Dan Bangsa

Kami Mengaku,
  1. Bahwa Allah, sebagai Sumber Kuasa, memberikan kuasa kepada pemerintah bangsa-bangsa guna mendatangkan keadilan dan kesejahteraan , memelihara ketertiban serta mencegah dan meniadakan kekacauan dan kejahatan 1). Dengan demikian sebagai hamba Allah 2) , setiap pemerintah wajib mempertanggung jawabkan kuasa tersebut kepada Allah.
  2. Bahwa pemerintah dan negara menjalankan kuasa dan wewenang di bawah terang Tuhan Yesus Kristus, yang berfirman: “berilah kepada kaisar apa yang kaisar punya dan kepada Allah apa yang Allah punya ” 1) Dengan demikian pemerintah dan negara mempunyai otonomi 2), tetapi otonomi ini tidak dapat mengatasi otonomi Gereja sebagai tubuh Kristus. Oleh karena kaisar berada di bawah Allah.
  3. Bahwa kuasa yang diberikan kepada pemerintah itu dapat disalahgunakan karena dijadikan sebagai tujuan, hingga timbul kelaliman, kejahatan dan keresahan 1). Jika terjadi demikian maka sebagai Hakim dan Raja 2) Tuhan Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah 3) akan menghakimi pemerintah pemerintah dan penguasa 4).
  4. Bahwa Roh Kudus yang adalah Roh keberanian akan menolong orang percaya untuk lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia 1). Seperti yang telah disaksikan oleh para Rasul ; oleh karena itu Gereja terpanggil memperdengarkan suara kenabian 2) terhadap masalah negara, bangsa, dan masyarakat.
  5. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara wajib menaati undang-undang dan penjabarannya yang telah menjadi ketetapan bersama 1), namun ia wajib memberi saran-saran perbaikan secara kritis dan konstruktif lewat saluran saluran pengawasan demi keadilan dan kesejahteraan bangsa 2).
  6. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara 1) perlu membina rasa kebersamaan sebagai satu bangsa 2) yaitu Indonesia, membangun saling pengertian dan toleransi dalam rangka menghayati kerukunan 3) nasional, dan meng-galang kemajuan bersama 4) bagi rakyat Indonesia.
  7. Bahwa berdasarkan tuntunan Roh Kudus, warga jemaat yang adalah sekaligus warga negara, di dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat, perlu membangun rasa persatuan dan kesatuan 1) yang tidak merusak kebhinekaan dan kesetaraan 2) yang telah menjadi bagian dari masyarakat warga ( civil -society ), di mana hak – hak asasi manusia dijunjung tinggi 3).

 
Close X
Back to TOP