Jakarta - Film Son of God menyajikan visual epik, peristiwa besar sejarah perjalanan spiritual Yesus, yang kini kembali di angkat ke layar lebar (setelah Passion of The Christ 2004) selama satu dekade.
Tontonan ini akan memberikan para penikmat film tentang pemaparan sejarah epik kehidupan Yesus hingga penyaliban, lewat penggambaran sinematek menarik, dramatis, kuat dan inspirasional.
Produser dan aktris, Roma Downey (Touched by an Angel, The Bible) dan produser Mark Burnett (The Voice, Survivor, Shark Tank, The Bible) telah sukses membawa miniseri epik Bible (2013) menjadi tontonan yang mendunia. Film Son of God diadaptasi dari miniseri 10 jam 'The Bible'.
"Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan studio untuk merilis kisah ini sebagai film besar," kata Roma Downey kepada The Hollywood Reporter.
Film Son of God diangkat dari miniseri Bible (2013) yang sukses besar di banyak negara. Film ini menampilkan visual dramatikal yang kuat, warna yang eksotis, efek visual yang memukau dan orkestrasi musik karya Hans Zimmer yang membuat film ini memiliki daya tarik.
Aktor kelahiran Portugis Diogo Morgado yang memerankan tokoh Yesus, menggambarkan Son of God sebagai film yang mempesonakan kerendahan hati Nya melalui segala ajaranNya, hingga proses penyaliban dan kebangkitanNya.
"Film ini menyajikan peristiwa hebat yang luar biasa, dramatis dan daya tarik cerita yang sangat mencengkram hati," kata Roma Downey.
Sekedar catatan pada 1988, lewat tangan sekaliber Martin Scorsese lahirlah film The Last Temptation of Christ. Sayangnya film ini juga mencuatkan banyak hujatan dari pemuka agama kristen dan publik Amerika sendiri.
Film berbiaya 7 juta dolar yang diangkat dari novel karya Nikos Kazantzakis, ini hanya menghasilkan pemasukan kotor sekitar 8 juta dolar.
Lain Scorsese, lain halnya dengan Mel Gibson, proyek Passion of the Christ (2004) menuai sukses besar. Film berkisah penyaliban Yesus yang berdasar pada kesaksian Lukas, Markus,Yohanes dan Matius ini, meraup pemasukan sekitar 600 juta dolar, dari bujet produksinya yang berbiaya sekitar 30 juta dolar.
Kini lewat tangan sutradara Christopher Spencer, yang juga membesut miniseri Bible, mencoba untuk mengangkat kembali kisah Yesus, tentu dengan angle yang agak berbeda.
Letupan emosional dalam film ini dibuat total oleh Spencer. Biaya film ini lebih murah ketimbang Passion of the Christ, Mel Gibson, yaitu 22 juta dolar. Para pemainnya pun juga tak terlalu familiar di layar sinema.Film ini siap dirilis di bioskop Blitz Megaplex seluruh Indonesia mulai 9 April.
Sejak akhir bulan Februari lalu, pemesanan tiket sudah mencapai angka puluhan ribu di seluruh Blitz Megaplex, sementara film ini baru akan tayang pada 9 April mendatang.
Besar kemungkinan, angka pemesanan tiket akan terus beranjak hingga ratusan ribu, mengingat film ini masih bertengger di lima besar box office Amerika Serikat.
Di Amerika Utara saja, baru di putar tiga hari (sejak 28 Feb 2014), Son of God sudah mengeduk 26,5 juta dolar. Hingga kini angka yang diraih Son of God selama 2 pekan (10 Maret 2014) pemutaran,telah mencapai sekitar 42 juta dolar lebih (berdasarkan International Movie Data Base-IMDb).
Bagi anda penikmat film epic sejarah, film Son of God tak perlu dilewati untuk ditonton. Rasa sedih, haru, kegembiraan serta patriotisme seorang Mesiah, tergambar linear dalam film berdurasi 138 menit ini.(Tempo.com)
25 Mar 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.