Hal yang menonjol dari seorang prajurit atau tentara, adalah sikap rela berkorban nyawa sekalipun membela Negara dari musuh. Pengorbanan merupakan kosenkuensi pengabdian kepada negara, dan apa yang telah di korbankan yaitu tentu tidak akan pernah sia-sia. Sebaliknya menjadi kebanggan tersendiri atau layak mendapatkan penghormatan.
Bacaan kita memberikan gambaran tentang pengorbanan yang lebih mulia, yakni pengorbanan Sang Juruselamat di kayu salib. Pengorbanan-Nya sungguh unik. Yesus menderita dan mati " Untuk segala dosa kita dan bukan untuk dosa kita saja tetapi untuk dosa seluruh dunia" (1 Yohanes 2;2). Karna kematian dan kebangkitannya, semua orang yang menerima tawaran keselamatanNya akan memperoleh pengampunan dan kehiduppan kekal. Memang, dalam kitab Ibarani pasa 10 ini, Tidak laangsung mengangkat soal kematian atau pengorbanan Yesus di kayu sali. Tapi tentang korban dan persembahan binatan. ayat 4 menyatakan, " Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus dosa". Artinya, bukan darah binatang yang menghapus dosa, tetapi darah Yesus. Sebab yang lebih rendah tidak dapat menggantikan yang lebih tinggi. Sebenarnya bukan korbannya yang terpenting melainkan kepercayaan dan ketaatan kepada kehendakNya (ay 5-8) . bahwa Allah mengizinkan korban yang tidak sempurna dipakai sebagai sarana pengampunan dosa, agar umatnya menyadari keseriusan dosa dan tidak "bermain-main" denganNya.
Pengorbanan Yesus di kayu salib mengekspresikan secara aktif kepada dunia belas kasihan dan kasih menjadi karakter utama Yesus. PengorbananNya juga menandakan bahwa karyanya sudah sempurna, tidak perlu lagi ada korban sebab Allah tidak hanya mengampuni namun juga tidak lagi mengingat dosa dan kesalahan manusia. Hal ini perlu kita imani.
Bacaan Alkitab: Ibrani 10: 1-7
" Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus dosa" (ay 4)
Sumber: SBU Edisi 116
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.