3 Jul 2014

Mendengar Dan Hidup Dalam Hikmat Allah




Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya
~Amsal 1:20-22



Kehidupan modern saat ini penuh dengan hiruk-pikuk yang kian meningkat. Saat berada di rumah, suara orang berbicara, riuhnya suara hewan peliharaan, suara music di radio, TV, dll. Saat berada di jalan, kita pun mendengar keriuhan lain, seperti suara kendaraan umum, proyek pembangunan, dsbnya. Di tengah hiruk-pikuk di sekitar kita, masihkah kita dapat mendengar suara hikmat Allah yang senantiasa memperingatkan manusia untuk tetap berjalan dalam kehendak-Nya?

Hikmat digambarkan sebagai seorang guru yang menghimbau orang banyak di tempat pertemuan umum, untuk belajar hikmat. Bahkan begitu pentingnya, seruan hikmat disampaikan untuk menarik perhatian manusia, dengan berdiri di tempat-tempat yang penting, seperti tepi jalan, persimpangan jalan, lapangan, dia atas tembok-tembok kota, bahkan di depan pintu gerbang kota. Jadi pada tempat umum yang ramai dikunjungi dan penuh hiruk-pkuk, inilah suara panggilan hikmat itu mengatasi semua keramaian dan kebisingan (ay.21b)


Seruan hikmat, mengajak manusia meninggalkan kebodohan dan berpaling kepada hikmat. Sebab orang yang menjalani hidup berlandaskan takut akan Tuhan, mampu membedakan yang benar dan yang salah, berpikir tepat sebelum berbicara, serta memilih dan memutuskan yang benar. Orang yang tidak berpengalaman, biasanya orang yang kurang mendapat didikan. Karena itu, mereka mempercayai setiap ucapan orang lain, mudah terpengaruh ikut bergosip dan memfitnah. Pencemooh adalah orang yang cepat bicara, lambat berpikir. Orang bebal ialah orang yang menolak didikan dan kebenaran moral. Orang-orang ini, cenderung tidak suka dididik, karena mereka justru senang terhadap ketidaktahuan mereka.


Suara hikmat acapkali memanggil, mengundang kita untuk hidup dalam hikmat Allah, ditengah kebisingan hati, keriuhan dunia. Juga di tengah kenikmatan hidup dengan mencintai ketidaktahuan, menyukai cemooh, gossip, fitnah, dsbnya, semua hal ini mempunyai konsekuensi iman di hadapan Allah.


Doa: Allah sumber hikmat, ijinkan kami berdiam dalam hikmat-Mu agar kami dapat mengatasi kebisingan dunia.

Sumber : Sabda BIna Umat edisi 129
Gambar : www.timesofrefreshingontheoldpaths.wordpress.com 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Close X
Back to TOP